apakabar.co.id, SOLO – Festival kuliner non-halal yang diselenggarakan di Solo Paragon Mall berujung dengan pemasangan kain hitam. Kain hitam dipasang mengelilingi tenant yang jumlahnya mencapai 34 unit pada Kamis (04/06) siang.
Festival kuliner non halal yang difokuskan pada lantai 1 Solo Paragon Mall tersebut dijaga oleh petugas keamanan. Kini akses masuk ke lokasi tersebut tidak sebebas sebelumnya.
Marketing Komunikasi Solo Paragon Mall Veronica Lahji menuturkan, penggunaan kain hitam terpaksa dilakukan untuk mematuhi persyaratan dari Pemerintah Kota Solo. Hal itu sebagai respons atas pernyataan sikap Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) yang menilai acara tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
“Jadi itu memang beberapa persyaratan kalau memang buka harus ditutup semua pakai kain hitam. Mungkin kita ini bikin kain hitam dulu. Nanti juga kalau dari atas bakal ada penutupnya,” ungkap Veronica, Kamis, (04/7).
Sebelumnya, pihak penyelenggara sempat menonaktifkan festival kuliner non-halal tersebut pada Rabu (3/7).
Sementara itu, humas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Endro Sudarsono menuturkan, masyarakat khususnya umat Islam merasa resah dengan adanya festival kuliner non-halal. Festival tersebut dianggap terlalu vulgar dan tidak menghargai umat Islam.
“Warga masyarakat resah karena terlalu vulgar. Terlalu vulgar di instagram dan balihonya. Kita takut temen-temen milenial, keterbatasan agamanya merasakan enak nambah lagi. Repot nanti kita ikut bertanggung jawab,” ujarnya ditemui di Balai Kota Solo.
Meski even serupa, yakni kuliner non-halal pernah digelar di Sukoharjo, Hendro menghimbau agar penyelenggaraannya tidak dilakukan secara masif dan tidak terlalu vulgar.
“Ini sifatnya imbauan, kita tidak boleh juga memaksakan kehendak. Mestinya terbatas tidak terlalu vulgar,” jelasnya, Rabu (3/7).
Hendro juga meminta pihak kepolisian, pemerintah kota dan panitia agar lebih menghormati umat Islam. Adapun festival kuliner non-halal di Kota Solo rencananya masih berlangsung hingga Minggu (07/06).