apakabar.co.id, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengungkapkan pentingnya pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai bagian dari kebanggaan tersendiri. Itu penting karena Indonesia akan memiliki gedung Istana Presiden yang bukan merupakan peninggalan kolonial.
“Memang kita ingin memiliki gedung (Istana) Presiden yang bukan peninggalan dari kolonial. Kita bangun sendiri dengan bahan-bahan produk kita sendiri, dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri dan ini akan menimbulkan sebuah kebanggaan, harga diri,” kata Presiden Joko Widodo di IKN, Kalimantan Timur, Jumat (1/3).
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama gedung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Jokowi menjelaskan, seringkali ketika menerima tamu pemimpin negara lain di Istana Kepresidenan, para pemimpin negara lain itu memuji bagusnya gedung Istana yang dimiliki Indonesia. Namun ia tidak bisa mengatakan apa-apa karena gedung Istana Kepresidenan Jakarta yang ada saat ini merupakan peninggalan kolonial Belanda.
“(Istana) di Bogor juga sama, di Yogya juga sama, di Cipanas juga sama,” jelasnya .
Presiden menekankan pembangunan Istana Presiden di IKN dikerjakan agar bangsa Indonesia memiliki kebanggaan terhadap kemampuan sendiri yang berkepribadian dalam budaya.
Pada kesempatan itu, Presiden mengajak masyarakat yang datang ke IKN untuk mencoba melihat IKN dari tempat tertinggi, yakni di lokasi Gedung Istana Presiden di IKN. Dari situ akan bisa terlihat transformasi pembangunan IKN yang saat ini berlangsung.
“Mungkin yang belum pernah ke IKN, tolong ke Istana dilihat, kita ini, IKN ini seperti apa ke depannya, akan terjadi transformasi seperti apa. Akan kelihatan kalau bapak ibu naik ke tempat tertinggi, di Istana,” ujar Presiden.
Presiden mengaku tidak mengetahui apakah masyarakat boleh datang ke lokasi pembangunan di Istana Presiden atau tidak, namun ia menyarankan masyarakat mencoba agar bisa melihat pembangunan IKN dengan lebih jelas.
“Saya nggak tahu boleh nggak masuk, tapi kalau boleh saya kira semuanya harus melihat dari sana. Saya sudah sering, kalau saya sih boleh kan, tapi belum tentu bapak ibu juga boleh. Tapi saran saya dicoba ke sana, akan kelihatan,” ujar Jokowi.