NEWS
Gubernur Kaltim Sebut Desa Pela Bukan Lagi Jalur Tongkang, Demi Lindungi Pesut Mahakam
apakabar.co.id, JAKARTA - Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menegaskan bahwa pemerintah daerah memperketat pengawasan di Desa Pela, salah satu wilayah yang menjadi habitat penting pesut Mahakam.
Langkah itu menyusul ditemukannya kematian mamalia air langka tersebut di perairan Sungai Mahakam baru-baru ini.
Menurut Rudy, Desa Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara bukan lagi jalur utama kapal-kapal tongkang batu bara. Ia memastikan wilayah tersebut kini difokuskan sebagai area konservasi untuk melindungi kehidupan pesut.
“Di Pela itu sekarang dijaga ketat. Sebenarnya Pela bukan lagi menjadi alur kapal-kapal tongkang, karena di situ anak sungai,” ujar Rudy Mas’ud saat ditemui apakabar.co.id di halaman depan Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Rudy mengakui bahwa aktivitas pertambangan di Kaltim masih menjadi tantangan besar dalam menjaga ekosistem Sungai Mahakam.
Namun, pihaknya terus berupaya mengendalikan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, terutama di sekitar kawasan yang menjadi habitat pesut.
“Kita saat ini sedang berupaya mengendalikan persoalan pertambangan. Ikan-ikan, termasuk pesut, banyak hidup di sekitar Pela. Karena itu, kawasan ini harus kita jaga bersama,” tambahnya.
Pemerintah Provinsi Kaltim disebut tengah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta aparat desa setempat untuk memperkuat patroli dan sosialisasi kepada masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan gangguan terhadap habitat alami pesut Mahakam yang populasinya terus menurun.
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) merupakan satwa endemik perairan Kalimantan Timur yang kini berstatus sangat terancam punah menurut daftar merah IUCN.
Berdasarkan data Lembaga Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), populasi pesut Mahakam diperkirakan hanya tersisa sekitar 60 ekor di alam liar.
Kasus kematian pesut di Sungai Mahakam dalam beberapa tahun terakhir kerap dikaitkan dengan aktivitas industri, polusi, dan lalu lintas kapal yang padat.
Karena itu, Gubernur Rudy menegaskan masalah ini menjadi sinyal kuat untuk pemerintah daerah agar terus berkomitmen memperkuat perlindungan terhadap simbol ekosistem Sungai Mahakam tersebut.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR

