apakabar.co.id, JAKARTA – Di tengah kepanikan saat KMP Muhlisa mulai karam di Teluk Balikpapan, sosok Kahayu Mutiara (22), tampil sebagai pahlawan.
Ia tak hanya berusaha menyelamatkan diri, tapi juga mengevakuasi penumpang dan menyelamatkan dokumen penting kapal.
Kahayu adalah perantau asal Kudus, Jawa Tengah, lulusan SMK Wisudha Karya Kudus, salah satu sekolah pelayaran unggulan di sana.
Meski baru dua bulan bergabung dengan PT Sadena Mitra Bahari, dedikasinya dalam menjalankan tugas telah menyisakan jejak mendalam.
“Masih muda, tapi punya pengalaman dan semangat luar biasa. Dari keluarganya kami tahu, dia anak berprestasi pernah menerima beasiswa dari PT Djarum untuk menyelesaikan sekolahnya,” ungkap Sabri Ramdhany, Direktur Utama PT Sadena Mitra Bahari, dikutip Kamis (8/5).
Menurut Sabri, meski tergolong baru, Kahayu sudah menunjukkan tanggung jawab besar. Bahkan, banyak penumpang membanjiri media sosial dengan ucapan terima kasih atas aksi heroiknya yang membantu evakuasi saat kapal mulai karam.
Di rapat terakhir di KSOP, Sabri diperlihatkan video dari salah satu petugas yang sempat merekam Kahayu. Terlihat jelas bagaimana Kahayu mengarahkan penumpang agar segera berpindah kapal.
Tak hanya itu, Kepala Kamar Mesin (KKM) kapal turut mengisahkan bahwa Kahayu juga sempat turun ke bagian bawah kapal untuk memastikan tak ada penumpang yang tertinggal.
Ia bahkan menyelamatkan dokumen-dokumen penting kapal, termasuk sebuah laptop, yang saat itu masih berada di ruang kapal.
“Saya angkat jempol. Kami sangat menghormati Mbak Kahayu. Sebagai bentuk penghargaan, perusahaan akan membiayai pendidikan adiknya. Ini bukan soal berapa lama dia bekerja, tapi soal jasa dan dedikasinya,” tutup Sabri.
Di ruang jenazah, keluarga Kahayu tampak terpukul. Orang tua dan kerabatnya menangis lirih, dikelilingi rekan-rekan kerja yang setia menemani.
Sang paman, Rahmanto, mengenangnya sebagai pribadi disiplin dan bertanggung jawab sejak kecil.
Kahayu bukan satu-satunya korban dalam tragedi KMP Muhlisa. Ada pula Ilham, seorang anak buah kapal (ABK) yang juga dinyatakan meninggal.
Keluarganya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses pencarian hingga pemakaman.
Tragedi yang merenggut nyawa Kahayu dan Ilham dalam insiden KMP Muhlisa terjadi pada Senin siang (5/5) sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu, KMP Muhlisa mengangkut 47 penumpang dan 13 kendaraan, termasuk dua truk.
Diduga, feri mengalami kerusakan pada poros baling-baling (as propeller). Saat kru mencoba melepasnya, justru muncul celah kebocoran di lambung kapal yang menyebabkan kapal mulai tenggelam.
Kahayu dan seorang ABK lain bernama Ilham sempat terlihat naik ke dek saat kapal mulai miring. Namun seketika mereka turun kembali ke lambung kapal.
“Keduanya tidak sempat naik lagi,” ujar Kepala BPBD Penajam Kuncoro, dihubungi sebelumnya.
Jasad Ilham ditemukan sehari setelahnya, dalam kondisi meninggal dunia di ruang istirahat dek ekonomi kapal.
Sedangkan Kahayu, jasadnya ditemukan di kedalaman 12 meter pada areal cardek pada KMP Muhlisa yang telah karam.