NEWS

Kementerian Kebudayaan Apresiasi Musisi Jalanan di Kota Tua, Serahkan Alat Musik Baru

Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha, saat menghadiri acara apresiasi musisi jalanan yang tergabung dalam Institute Musisi Jalanan (IMJ) di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (6/12).
Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha, saat menghadiri acara apresiasi musisi jalanan yang tergabung dalam Institute Musisi Jalanan (IMJ) di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (6/12).
apakabar.co.id, Jakarta — Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha, menegaskan komitmen negara untuk menghadirkan ruang yang layak bagi para musisi jalanan saat menghadiri acara apresiasi musisi jalanan yang tergabung dalam Institute Musisi Jalanan (IMJ) di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (6/12). Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Kebudayaan juga menyerahkan bantuan sejumlah alat musik baru kepada para musisi jalanan.

Giring menyampaikan bahwa perhatian pemerintah terhadap musisi jalanan merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI melalui Kementerian Kebudayaan. Menurutnya, musisi jalanan merupakan bagian penting dari ekosistem seni dan budaya yang harus diperhatikan tata kelolanya agar mereka dapat berkarya dengan nyaman, aman, dan bermartabat.

“Musisi-musisi jalanan itu hebat. Mereka harus didukung dengan alat yang mumpuni, alat yang baru, serta panggung yang pantas agar bisa berekspresi dengan baik dan menghibur masyarakat,” ujar Giring.

Ia menjelaskan, Kementerian Kebudayaan saat ini tengah mendorong kolaborasi lintas lembaga, termasuk dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kepolisian Republik Indonesia, untuk menyiapkan ruang-ruang pertunjukan yang layak bagi musisi jalanan. Tidak hanya di Kota Tua Jakarta, program serupa juga telah dilakukan di kawasan Tanjung Priok, Malioboro Yogyakarta, serta mulai dipetakan untuk wilayah lain seperti Ambon, Makassar, Batam, dan Semarang.

“Ke depan, pada 2026, kami akan benar-benar memikirkan tata kelola terbaik untuk ekosistem musisi jalanan. Bayangkan di bandara ada pertunjukan musik live, orang bisa menikmati musik sambil menunggu penerbangan. Itu bagian dari wajah kebudayaan kita,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Giring juga menekankan perhatian khusus kepada musisi jalanan penyandang disabilitas, termasuk tunanetra, agar mendapatkan ruang dan kesempatan yang setara untuk berkarya.

Terkait penyerahan alat musik secara simbolis, Giring menyebut bantuan tersebut sebagai suntikan semangat baru bagi para musisi. 

“Punya alat musik baru, senar baru, atau drum kit baru itu menumbuhkan semangat untuk berkarya dan berekspresi. Ini jadi spirit baru menjelang tahun 2026,” katanya.

Selain itu, acara tersebut juga diwarnai doa dan dedikasi lagu dari para musisi untuk para korban bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Giring mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan telah mengirimkan bantuan melalui unit-unit pelaksana teknis di daerah, serta mengajak seluruh insan budaya untuk terus menunjukkan solidaritas.

“Pesan yang ingin kami sampaikan sederhana: negara hadir. No one left behind. Negara hadir untuk semua, terutama untuk para budayawan dan seniman,” tegasnya.

Ia menambahkan, pemerintah bersama IMJ dan komunitas musisi jalanan juga tengah menyiapkan konsep festival musisi jalanan untuk tahun depan, dengan fokus pada kurasi yang lebih baik dan penyediaan ekosistem yang tertata.

Melihat perkembangan musisi jalanan saat ini, Giring mengapresiasi perubahan wajah pengamen yang semakin profesional, tertib, dan berkualitas. Menurutnya, sudah menjadi tugas negara untuk memastikan ekosistem yang adil dan berkelanjutan bagi para seniman jalanan Indonesia.

“Kalau tata kelolanya baik, semua orang pasti akan menghargai. Bahkan sekarang sudah banyak yang menggunakan QR untuk apresiasi. Inilah bukti bahwa negara harus hadir,” tutup Giring.