NEWS

KPK Sentil Kampus: Curang Hari Ini, Koruptor Besok

KPK mengingatkan kampus agar tidak menutup mata pada budaya curang yang makin normal di kalangan mahasiswa.
ILUSTRASI masa orientasi mahasiswa. Foto: Detik
ILUSTRASI masa orientasi mahasiswa. Foto: Detik
apakabar.co.id, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Fitroh Rohcahyanto menilai kampus sebagai titik awal pemberantasan korupsi. Ia menyebut perilaku tidak jujur di lingkungan pendidikan tinggi kerap tumbuh menjadi praktik koruptif saat mahasiswa itu kelak memegang jabatan.

"Kalau sejak mahasiswa terbiasa mengambil jalan pintas, terbiasa menipu dosen, atau mengandalkan 'beking', maka ketika nanti memiliki jabatan, kebiasaan itu hanya akan membesar skalanya," ujar Fitroh dalam Kuliah Umum Antikorupsi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, DIY, baru tadi. 

Fitroh menyebut data Indeks Integritas Pendidikan 2024 yang mencatat skor 69,50 sebagai gambaran lemahnya budaya kejujuran di kampus. Survei Penilaian Integritas Pendidikan 2024 juga menemukan 58 persen mahasiswa pernah menyontek, 98 persen perguruan tinggi berhadapan dengan praktik ketidakjujuran akademik, dan 43 persen institusi melaporkan plagiarisme oleh dosen.


Menurut Fitroh, temuan itu menunjukkan bahwa akar persoalan korupsi tidak hanya soal penindakan hukum, tapi budaya yang dibiarkan berkembang di kampus. "Yang kurang itu bukan ilmunya, tapi kesadaran untuk tidak melakukannya. Kita tahu salah, tapi masih dilakukan," ujar dia.

Ia mengatakan perguruan tinggi harus menerapkan tata kelola yang adil, transparan, dan bertanggung jawab agar menjadi teladan bagi mahasiswa.  Good university governance” menjadi fondasi kampus yang bersih dan bebas praktik manipulatif.

"Kampus itu bukan hanya tempat belajar teori. Kampus adalah tempat membentuk karakter," katanya.

Fitroh juga menekankan peran kampus sebagai pusat pembelajaran nilai antikorupsi, pusat riset, pusat gerakan sosial, dan rumah bagi para ahli yang mampu memberi kontribusi nyata bagi perumusan kebijakan.

Ia menilai generasi muda, khususnya Gen Z, punya kemampuan adaptasi tinggi dan keberanian menyuarakan kebenaran jika dibekali integritas kuat. Karena itu ia berharap mahasiswa terlibat aktif dalam gerakan sosial berbasis kejujuran. 

"Kalau lima atau sepuluh saja dari mahasiswa yang hadir benar-benar memegang teguh integritas, itu bisa mengubah negeri ini," ujar dia.