Krisis Air Global, Elon Musk Optimistis Bisa Diatasi

Tangkapan layar - CEO Tesla Inc. dan SpaceX Elon Musk menyampaikan pidato dalam pembukaan World Water Forum Ke-10 2024, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024). Foto: apakabar.co.id/Jekson S

apakabar.co.id, JAKARTA – Pemilik sekaligus CEO Tesla Inc dan SpaceX Elon Musk optimistis persoalan krisis air secara global dapat diatasi. Hal itu berkaca dari kondisi planet bumi dimana 72 persen di antaranya merupakan perairan.

Elon Musk mengungkapkan hal yang perlu dilakukan saat ini adalah terkait proses pengolahan air. Bertindak dari sekarang adalah lebih baik ketimbang setelah kondisinya memburuk.

“Jadi, ketika saya berbicara dengan orang-orang yang banyak membaca di Amerika Serikat, mereka seringkali berpikir, krisis air tidak dapat diselesaikan, konsumsi air sangat tinggi, dan tidak akan sebaik dulu. Namun nyatanya, ini sangat bisa dipecahkan,” kata Elon Musk dalam pembukaan World Water Forum ke-10 2024, di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5).

Elon Musk menjelaskan, efisiensi desalinasi menjadi salah satu solusi dalam penyelesaian permasalahan krisis ketersediaan air. Desalinasi sendiri merupakan proses menghilangkan kadar garam dari air, sehingga air tersebut menjadi air bersih yang dapat dikonsumsi masyarakat.

Sebelumnya, proses desalinasi dinilai sebagai proses yang membutuhkan energi dan mahal. Namun seiring waktu, kata Elon Musk, hal itu dapat diterapkan dengan efektif dan murah apabila memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dari matahari.

“Dan kami terus melakukan terobosan dalam efisiensi desalinasi dan saya rasa kami sudah melakukannya. Kita mempunyai masa depan air yang baik dan saya pikir masa depan energi berkelanjutan yang baik juga ada di depan kita,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan ide terkait kolaborasi. Kolaborasi menjadi kata kunci bagi keberhasilan dunia dalam mengatasi tantangan global terkait air.

“Dengan berkumpulnya kita di Bali hari ini, tentu Indonesia berharap dunia dapat saling bergandengan tangan secara berkesinambungan untuk dapat memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air,” terangnya.

Jokowi menjelaskan soal ketersediaan air bersih yang kian menipis menjadi tantangan global saat ini. Bahkan, di tahun 2050, kata Jokowi, 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan.

“No water, no life, no growth. Oleh sebab itu, air harus dikelola dengan baik, karena setiap tetesnya sangat berharga,” tegasnya.

Adapun dunia hanya memiliki waktu tujuh tahun untuk mengejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang berkaitan dengan air. Polusi air dan perubahan iklim menjadi penyebab yang mendesak. Saat ini, 4 juta orang hidup di wilayah krisis air.

World Water Forum Ke-10 Tahun 2024 yang diselenggarakan bersama Pemerintah Indonesia dan Dewan Air Dunia (World Water Council (WWC), mengusung tema ‘Air untuk Kesejahteraan Bersama’ atau Water for Shared Prosperity. Forum tersebut diharapkan memberikan solusi dalam menyediakan air untuk seluruh kehidupan.

Para pemimpin, kepala negara, dan puluhan ribu delegasi global akan bertukar gagasan dan pemikiran dalam mencari solusi masalah air dunia dalam forum yang digelar pada 18-25 Mei di Bali, Indonesia. Setidaknya lebih dari 200 sesi diskusi akan fokus memperkuat kemampuan dalam mengatasi berbagai tantangan dalam menyediakan air bersih dan adil bagi semua.

161 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *