1446
1446

Misteri Pemerkosaan Kedua Wartawati Juwita

Rekonstruksi oknum TNI AL membunuh wartawati di Banjarbaru. Foto: istimewa

apakabar.co.id, JAKARTA – Keluarga Juwita korban pembunuhan Prajurit TNI AL Jumran mendesak penyidik merekonstruksi dugaan pemerkosaan yang dua kali menimpa sang wartawati.

“Termasuk melakukan tes DNA atas banyaknya sperma yang ditemukan di rahim mendiang,” jelas kuasa hukum korban, Muhammad Pazri, Minggu (6/4).

Jumran dan Juwita saling mengenal setelah berkenalan di media sosial, September 2024 silam.

Mereka sudah merencanakan pernikahan pada Mei 2025 setelah aksi pemerkosaan Jumran kepada Juwita terbongkar.

“Yang kami tahu, ada dua kali kejadian, tapi semuanya tidak direkonstruksi,” lanjutnya.

Keluarga korban mencurigai bahwa kasus ini bukan hanya persoalan hubungan pribadi.

Hilangnya barang-barang pribadi hingga kondisi jenazah yang janggal mengindikasikan adanya kemungkinan motif lain yang lebih kompleks.

“Yang jadi perhatian adalah ditemukannya cairan putih dalam jumlah cukup banyak di rahim korban, ini harus didalami oleh aparat, apakah ada pelaku lain,” jelas Pazri.

Tim kuasa hukum mendorong penyidik agar melakukan tes DNA terhadap cairan putih di rahim korban ke laboratorium forensik di Surabaya atau Jakarta.

Untuk mengetahui apakah sperma yang ada di dalam rahim korban memang milik tersangka Jumran atau bukan.

Asal tahu saja, aksi pemerkosaan dua kali menimpa Juwita. Pertama terjadi pada rentan waktu 25-30 Desember 2024. Ketika itu Juwita termakan muslihat Jumran yang lantas memerkosanya di sebuah hotel.

Dan peristiwa kedua terjadi pada 22 Maret 2025 tepat pada hari jasad korban ditemukan. Namun lokasi kedua belum jelas.

Apalagi penyidik tidak merekonstruksinya, kemarin. Padahal keterangan ini telah masuk dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

“Adanya pemerkosaan kedua itu berdasar hasil autopsi, dan penjelasan dokter kepada keluarga korban,” jelas Pazri.

Sebelumnya rekonstruksi 33 adegan pembunuhan Juwita digelar di lokasi kejadian, Jalan Trans Gunung Kupang, Cempaka, Kota Banjarbaru, Sabtu (5/4).

Kelasi satu Jumran hadir dengan kepala plontos, tangan diborgol dan kaki dirantai.

“Rekonstruksi ini hanya menampilkan gambaran berdasarkan keterangan tersangka. Tapi belum cukup untuk menjelaskan motif pembunuhan secara utuh,” jelasnya.

22 Maret 2024, Juwita yang sehari-harinya merupakan jurnalis media setempat ditemukan tak bernyawa di pinggir jalan menuju Desa Kiram, Kabupaten Banjar. Saat ditemukan, dia masih mengenakan helm.

Sementara motornya ditemukan terperosok ke dalam semak-semak. Warga yang menemukan jasadnya segera melapor ke pihak berwajib dan membawa jenazah ke RSUD Idaman Banjarbaru.

Awalnya, kematian Juwita dikira kecelakaan tunggal. Namun, penyelidikan mengungkap sejumlah kejanggalan. Luka lebam ditemukan di bagian leher, punggung, dan dagu korban.

Beruntung, ketika itu ada saksi mata yang melihat Jumran saat hendak masuk ke dalam mobil. Ia merupakan seorang warga setempat yang sedang menyadap karet.

 

54 kali dilihat, 54 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *