apakabar.co.id, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) membangun 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di pesantren untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan temuan di Jawa Tengah sebanyak 19 persen santri terindikasi anemia atau kekurangan sel darah merah akibat gizi tidak seimbang.
“Padahal mereka makan teratur, tetapi ada gejala anemia, ini karena kurangnya wawasan nutrisi. Mereka memang kenyang, tetapi kalau nutrisinya tidak sesuai memang tetap ada (anemia),” katanya pada peletakan batu pertama pembangunan dapur MBG di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat seperti dilansir Antara, Selasa (29/7).
Baca juga: Diserang Israel, PBNU: Iran Punya Hak untuk Membela Diri
Yahya menjelaskan, PBNU sebelumnya telah menandatangani kesepakatan bersama dengan BGN dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan dan Pelaksanaan Program MBG di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
“Sudah ada yang berjalan, sudah cukup banyak seperti di Jawa Barat ini ada lebih dari 10 yang sudah jadi dapurnya. Saya sedang menunggu verifikasi dan otorisasi dari BGN untuk menjadi titik SPPG, kemudian di berbagai daerah yang lain juga ada banyak. Insyaallah nanti kita sedang merencanakan peresmian dapur-dapur yang sudah jadi untuk segera mendapatkan pengesahan dan otorisasi sebagai SPPG,” ujar dia.
Baca juga: PBNU Kecam Serangan Israel ke Iran, Desak PBB Ambil Langkah Tegas
PBNU tengah membangun 1.000 titik SPPG di wilayah pesantren yang ditargetkan akan beroperasi penuh mulai Agustus 2025 untuk memenuhi kebutuhan gizi santri dan siswa. Saat ini, ada 218 titik yang sudah masuk ke dalam portal BGN, namun masih menunggu verifikasi.
Sementara itu 47 titik dapur tengah dalam tahap persiapan pembangunan, tujuh dapur telah selesai dibangun dan disurvei, serta satu dapur lainnya telah siap dan menunggu penunjukan kepala dapur yaitu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang diberi mandat mengelola operasional dapur tersebut.
Yahya juga menyebutkan sedikitnya ada 400-an pesantren NU yang memiliki santri dengan jumlah lebih dari 1.000 orang di 26.000 pesantren besar dan kecil, ditambah lebih dari 10.000 sekolah dan madrasah. Lembaga-lembaga pendidikan NU ini melayani sekitar lima juta santri dan siswa.