Pemilu Bermartabat, Akademisi: Jaga Kontinuitas Demokrasi

Dosen FISIP Unsoed Purwokerto Ahmad Sabik. Foto: ANTARA/ Dokumentasi Pribadi

apakabar.co.id, JAKARTA – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengingatkan tentang pentingnya pemilu yang jujur, adil, dan bermartabat. Karena pemilu merupakan pijakan krusial dalam menjaga keberlanjutan demokrasi.

“Pada era di mana politik banyak dijalankan dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, setiap pihak memiliki tanggung jawab dalam menjamin integritas proses demokrasi dari praktik-praktik yang merusak,” kata Sabiq di Purwokerto, Senin (12/2).

Menurut Sabiq, partisipasi aktif warga negara dalam pemilu akan memastikan berlangsungnya proses demokrasi yang sehat.

Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat yang telah terdaftar sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.

Kendati begitu, Sabiq mengakui pengetahuan yang memadai tentang calon-calon dan penggunaan hak pilih dengan sikap adil merupakan kunci untuk memilih calon terbaik.

“Pilihlah sesuai dengan hati nurani, jangan karena paksaan atau iming-iming,” kata pengampu mata kuliah Teori Partai Politik dan Sistem Pemilu itu.

Menyinggung adanya upaya mendelegitimasi Pemilu 2024, Sabiq mengungkapkan, setiap upaya yang merusak integritas proses pemilu hanya akan merugikan masyarakat dan mengancam fondasi demokrasi yang telah dibangun selama ini.

Sabiq lantas menyinggung peredaran film dokumenter Dirty Vote di dunia maya menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, film dokumenter tersebut menjadi cerminan dari buruknya dunia politik yang harus dihadapi dengan keberanian dan transparansi.

“Film ini tidak hanya mengungkap kebobrokan dan kecurangan dalam proses pemilu, tetapi juga memicu refleksi mendalam tentang etika politik serta pentingnya jujur dan adil sebagai landasan utama pemilu yang bermartabat,” terang Sabiq.

Sebelumnya, koalisi masyarakat sipil merilis film dokumenter berisi desain kecurangan pemilu. Dokumenter itu berjudul ‘Dirty Vote’ yang tayang serentak mengambil momentum 11.11, yakni tanggal 11 Februari 2024, bertepatan dengan hari pertama masa tenang pemilu.

Dirty Vote merupakan dokumenter bertutur disertai penjelasan rinci oleh tiga ahli hukum tata negara. Tiga ahli hukum tata negara itu sekaligus sebagai pemeran utama di film tersebut, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Ketiganya mampu menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu, sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.

5 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *