apakabar.co.id, MARTAPURA – Pilkada Banjar di Kalsel hangat. Anggota DPR RI Syaifullah Tamliha muncul menyapa Muslimat NU Martapura, Senin (22/7). Ia bersama Dokter Diauddin. Ada apa?
Rupanya Tamliha sedang membawa misi perlindungan perempuan dan anak. Bersama Dirut RSUD Ulin Banjarmasin Diauddin, ia mengajak Muslimat dan Fatayat NU berdiskusi.
Ini adalah bagian dari sosialisasi menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak. Tempatnya di Gedung Nahdatul Ulama (NU) Martapura.
“Faktanya masih banyak perempuan dan anak yang jadi korban kekerasan di Kalsel. Termasuk di Kabupaten Banjar,” ucap anggota Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak itu.
Mengacu data Pemprov Kalsel 2023. Tercatat ada 210 perempuan yang jadi korban kekerasan. Sedangkan pada anak, menyentuh angka 321 kasus.
Di Kabupaten Banjar, 2023 lalu setidaknya ada 15 orang yang jadi korban kekerasan. 10 anak, 5 perempuan.
Hal inilah yang menjadi perhatian Tamliha. Kata dia, semua lembaga terkait harus proaktif. Tak boleh lengah.
“Sebaik-baiknya, jangan hanya melindungi. Tapi mencegah sebelum terjadi kekerasan. Ini jadi tanggung jawab bersama,” tutunya.
Kata Tamliha, paling dasar mengetahui sumber masalah. Pemicu terjadinya kekerasan.
Salah satu contohnya adalah judi dan pinjaman online. Ini bisa jadi sumber masalah yang memicu kekerasan.
“Karena itu perlu waspada. Jangan sampai keluarga kita menjadi korbannya,” kata politikus senior PPP itu.
Intinya, Tamliha ingin pencegahan dan penanganan kekerasan dilakukan kolaboratif. Mulai dari pemda, lembaga hingga organisasi masyarakat.
Di sisi lain, Dokter Diauddin juga memberi penjelasan. Bahwa ada banyak kasus kekerasan pada anak. Salah satunya verbal, alias bullying. Ini kerap terjadi di sekolah.
“Kalau menemui anak yang menjadi korban bullying atau pelecehan, maka sebaiknya dia ditemani dan diberi nasehat,” ucapnya.
Selain itu juga penting diberi motivasi. Hal ini positif untuk kesehatan mentalnya. “Agar dia tidak depresi dan berdampak negatif,” tutupnya.