LIFESTYLE

Stres Berat di Usia Muda Kian Meningkat, Dokter Ingatkan Waspada

Ilustrasi seorang dokter tengah menanyakan penyakit pasiennya. Foto: istimewa
Ilustrasi seorang dokter tengah menanyakan penyakit pasiennya. Foto: istimewa
apakabar.co.id, JAKARTA - Kasus stres berat di kalangan muda kian meningkat. Dokter dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Kalimantan Timur, mengingatkan pentingnya penanganan dini terhadap stres agar tidak berkembang menjadi gangguan mental serius.

Dokter Ramdani dari RSJD Atma Husada Mahakam menjelaskan istilah mental breakdown atau nervous breakdown yang sering disebut masyarakat sebenarnya bukan diagnosis medis, melainkan istilah umum untuk menggambarkan tekanan jiwa berat.

“Istilah itu bukan nama penyakit. Tapi kalau tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi gangguan mental yang serius,” ujar Ramdani dikutip Antara, Selasa (11/11). 


Ia menekankan pentingnya langkah cepat saat tanda-tanda stres mulai muncul. Penanganan awal dapat dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga, melalui pendekatan sabar dan konsisten.

“Kita harus tahu dulu sumber masalahnya di mana. Kadang kita bisa bantu dengan menyelesaikan beberapa hal kecil lebih dulu,” tuturnya.

Namun jika penderita sudah menunjukkan gangguan besar atau sulit diajak berkomunikasi, kata Ramdani, bantuan profesional sangat diperlukan. Penanganan medis dapat melibatkan dokter spesialis jiwa atau psikolog.

Salah satu metode terapi yang umum digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi Perilaku Kognitif, yang membantu pasien mengubah pola pikir negatif menjadi lebih adaptif.

“Selain terapi individual, penanganan bisa melalui komunitas atau kelompok dukungan,” ujarnya.

Ia menambahkan penggunaan obat-obatan medis menjadi opsi terakhir, tergantung tingkat keparahan kondisi pasien.


Lebih lanjut, Ramdani menjelaskan bahwa stres berat merupakan tahapan awal sebelum seseorang benar-benar mengalami gangguan kejiwaan yang memerlukan diagnosis medis.

“Kalau tekanan berat ini tidak diatasi, bisa berkembang menjadi depresi, gangguan kecemasan, bipolar, bahkan psikotik,” papar Ramdani.

Ia menyoroti fakta bahwa usia penderita stres berat kini semakin muda. “Banyak anak muda yang sudah terkena dampak dari tekanan mental ini,” tambahnya.