EKBIS

HIMKI Optimis Industri Furnitur Jadi Pilar Pertumbuhan Inklusif

Proses pembuatan produk furnitur yang terbuat dari bambu. Foto: Kemenperin
Proses pembuatan produk furnitur yang terbuat dari bambu. Foto: Kemenperin
apakabar.co.id, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menilai industri furnitur diyakini memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Ia menyatakan sektor ini tidak hanya berkontribusi terhadap ekspor dan nilai tambah, tetapi juga memiliki daya serap tenaga kerja yang besar serta keterkaitan kuat dengan ekonomi daerah.

Industri furnitur dikenal sebagai sektor padat karya yang berorientasi ekspor dan berbasis sumber daya dalam negeri. Karakter tersebut menjadikan industri furnitur relevan dengan agenda pembangunan nasional yang menekankan pemerataan pertumbuhan, penguatan manufaktur, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas.

‎"Industri furnitur dan kerajinan selama puluhan tahun dikenal sebagai sektor padat karya, berorientasi ekspor, dan bernilai tambah tinggi. Di banyak negara berkembang, sektor ini menjadi pintu masuk industrialisasi sekaligus penyerap tenaga kerja dalam skala besar," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/12).
Kata dia, tantangan utama industri furnitur bukan terletak pada kualitas produk atau kemampuan pelaku usaha, melainkan pada belum hadirnya insentif fiskal yang konsisten mendukung sektor berorientasi ekspor dan padat karya.

‎Menurut dia, dengan keterkaitan yang luas mulai dari kehutanan, logistik, desain, hingga UMKM pendukung, industri furnitur dinilai mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian nasional dan daerah.

‎Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kebijakan fiskal yang lebih berpihak, termasuk penyediaan pembiayaan berbunga kompetitif, serta insentif pajak yang terukur

‎Ia menyatakan, Indonesia dinilai memiliki modal kuat berupa ketersediaan bahan baku, tenaga kerja terampil, serta reputasi desain dan kerajinan yang telah diakui dunia.
Dengan dukungan yang tepat, industri furnitur diyakini mampu berkembang sebagai pilar pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, serta berkontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan devisa.

‎Adapun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalankan lima strategi untuk memacu kinerja industri furnitur dalam negeri sehingga menaikkan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sekaligus memperkuat pasar ekspor.

‎Strategi itu yakni memfasilitasi ketersediaan bahan baku, memfasilitasi ketersediaan SDM terampil, memfasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta memfasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.
‎Pada tahun 2024, industri furnitur mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Capaian positif ini turut mendongkrak pertumbuhan sektor industri agro yang menyentuh angka 5,20 persen. Industri agro mampu memberikan andil hingga 51,81 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.

‎Sementara itu, untuk nilai ekspor furnitur (HS 9401-9403) pada periode Januari-November 2024 tercatat sebesar 1,47 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 0,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.