SPORT

Cabor Piring Terbang Resmi Debut di SEA Games 2025, Indonesia Kirim 18 Atlet

Piring Terbang akan menjadi salah satu cabor di SEA Games 2025 Thailand, Desember ini. Foto: PPPTI
Piring Terbang akan menjadi salah satu cabor di SEA Games 2025 Thailand, Desember ini. Foto: PPPTI
apakabar.co.id, JAKARTA - Cabang olahraga piring terbang atau flying disc secara resmi akan tampil untuk pertama kalinya di ajang SEA Games ke-33 Tahun 2025 di Thailand. 

Kehadiran flying disc menandai babak baru dalam sejarah olahraga Asia Tenggara setelah bertahun-tahun berkembang sebagai olahraga komunitas. Indonesia pun tidak ingin sekadar meramaikan debut tersebut, melainkan menargetkan prestasi terbaik.

Ketua Perkumpulan Pemain Piring Terbang Indonesia, Randi Tulus, menyebut keikutsertaan di SEA Games 2025 menjadi momen monumental bagi olahraga ini di Tanah Air maupun kawasan. 

“Ini pertama kalinya. Dan karena ini pertama kali, jadi SEA Games tahun ini menjadi cabang olahraga demonstrasi,” ujar Randi dalam pernyataan resminya, Sabtu (5/12).


Pada debut perdana ini, Indonesia akan menurunkan 18 atlet dan empat ofisial. Mereka merupakan pemain pilihan yang tersebar dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bali, dan Papua, termasuk pemain Indonesia yang berbasis di luar negeri. 

Keberagaman latar belakang atlet menjadi kekuatan sekaligus tantangan tersendiri dalam menyatukan gaya permainan.

“Target tentu kita pengen juara gitu ya. Tapi persiapannya harus sangat keras, sehingga kami setiap hari dalam seminggu itu ada 3–4 kali latihan di softball, di GBK,” kata Randi. 

Menurutnya, tim pelatih kini tengah menyamakan konsep permainan agar seluruh atlet memahami strategi secara utuh. “Kami lakukan meeting dan penyamaan materi latihan, sehingga mereka bisa meresapi fokus strategi tim,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Randi menjelaskan bahwa piring terbang merupakan olahraga beregu dengan format tujuh melawan tujuh. 

Cabor ini sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, tetapi perkembangan komunitasnya sempat terbatas karena sebagian besar pemain berasal dari sekolah internasional.


Meski belum sepopuler permainan bola besar lain, flying disc bukanlah hal asing di Indonesia. Namun, perkembangannya sempat terbatas karena pada awalnya didominasi oleh pemain dari sekolah internasional.

“Sejak tahun 2018–2019 kita mulai banyak merekrut pemain lokal. Strategi kami di tahun ini, kami masuk di beberapa sekolah swasta,” jelas Randi.