SPORT
Kemenpora Pastikan Atlet Cabor Dualisme dan Pelatnas Mandiri Tetap ke SEA Games 2025
apakabar.co.id, JAKARTA -
Pemerintah memastikan tak ada atlet Indonesia yang tersisih dari peluang tampil di SEA Games 2025 di Thailand, meskipun berasal dari cabang olahraga yang mengalami dualisme atau menjalankan pelatnas mandiri.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan, seluruh atlet tetap mendapat ruang untuk memperkuat Merah Putih, selama berada dalam koridor federasi resmi dan memiliki potensi meraih medali.
“Kami memastikan pelatnas mandiri tetap berada dalam koridor federasi yang sah. Jadi tidak ada masalah selama mereka bernaung di organisasi resmi,” ujar Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono, di Jakarta, Kamis (6/11).
Surono menjelaskan, sejumlah cabang olahraga memang menjalankan sebagian programnya secara mandiri. Namun, langkah itu tetap dikoordinasikan dengan federasi pusat dan masuk dalam pemantauan Kemenpora.
“Cabor yang mandiri itu sebetulnya juga kita pelatnas-kan. Misalnya bola voli, baik indoor maupun pasir. Voli pasir putra sudah kami pelatnas-kan, tapi untuk putri mereka ingin mandiri agar bisa tetap diberangkatkan,” terangnya.
Contoh serupa juga terjadi pada cabang hoki, yang memiliki dua sistem pelatnas berbeda untuk nomor indoor dan outdoor.
“Kalau hoki, yang indoor semua kami pelatnas-kan, sementara outdoor ada yang mandiri. Tapi semuanya masih dalam satu koridor kepengurusan yang sama,” ujarnya menegaskan.
Terkait cabang olahraga yang tengah mengalami dualisme kepengurusan, seperti tinju, tenis meja, dan anggar, Kemenpora juga memastikan tidak ada kubu yang diabaikan.
“Dualisme itu kami tangani dengan cara membuat pelatnas tersendiri. Jadi tidak ada diskriminasi. Atlet dan pelatih dari kedua sisi tetap kami libatkan karena yang kami lihat adalah kemampuan dan peluang medali,” kata Surono.
Langkah ini diambil agar potensi terbaik dari setiap cabang tetap bisa dimaksimalkan, sekaligus menjaga semangat persatuan di tengah konflik organisasi.
Menjelang keberangkatan ke Thailand, Kemenpora juga menggelar evaluasi komprehensif terhadap seluruh atlet pelatnas.
“Kami melakukan evaluasi dari lima aspek, yakni kesiapan, psikologi, teknik, fisik, dan rekam jejak prestasi,” ungkap Surono.
Menurutnya, hanya atlet dengan kondisi terbaik yang akan diberangkatkan. “Kalau ada yang cedera dan mendapat rekomendasi dokter untuk tidak tampil, tentu akan kami ganti dengan yang siap,” tambahnya.
Surono menegaskan, prinsip utama dalam menentukan skuad SEA Games 2025 bukan pada jumlah kontingen, tetapi pada peluang medali yang realistis.
“Bukan soal banyak atau sedikitnya atlet yang diberangkatkan, tapi soal peluang medali. Kalau mereka punya potensi emas atau perak, tentu harus diberangkatkan,” tegasnya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Kemenpora dalam memperkuat efektivitas kontingen Indonesia, sekaligus memastikan setiap atlet yang berlaga di Thailand benar-benar kompetitif.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR