apakabar.co.id, JAKARTA – Menpora Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk mereformasi pembinaan olahraga nasional dengan menerapkan sistem promosi dan degradasi bagi cabang olahraga (cabor) berstatus unggulan di bawah kerangka Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Langkah tersebut disampaikan Erick dalam rapat kerja perdananya bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Senin (29/9). Menurutnya, perubahan ini penting agar setiap cabor unggulan tidak hanya bergantung pada status, melainkan terus berkompetisi meningkatkan prestasi di level internasional.
“DBON juga akan coba kami perbaiki karena akan ada promosi-degradasi. Kami akan mengusulkan reward and punishment, jadi semua cabor berkompetisi,” ujar Erick.
Saat ini, DBON menetapkan sejumlah cabor unggulan antara lain bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, renang, atletik, senam artistik, pencak silat, dan dayung.
Sebagian besar cabor tersebut menjalani pemusatan latihan di Cibubur Youth Elite Sport Center (CYESC), Jakarta Timur.
Erick menilai, sistem promosi-degradasi akan memacu motivasi atlet, pelatih, hingga federasi agar tidak lengah. Cabor yang gagal mempertahankan target prestasi bisa kehilangan status unggulannya, sementara cabor lain yang berkembang pesat punya peluang masuk ke daftar prioritas pembinaan.
“Dengan sistem ini, cabang unggulan akan tahu bahwa cabang lain juga sedang mengincar posisinya. Jadi bukan tidak mungkin tahun berikutnya atau dua tahun lagi mereka kehilangan status olahraga unggulan,” tegas Erick.
Sistem baru tersebut diharapkan mampu menciptakan iklim kompetitif sekaligus mempercepat pencapaian target jangka panjang DBON, yakni Indonesia menjadi 5 besar dunia dalam olahraga unggulan pada 2045.
Erick menambahkan, reward and punishment tidak hanya berlaku bagi atlet, tetapi juga federasi olahraga yang mengelola cabor terkait. “Kalau cabor serius, prestasinya naik, kita akan beri dukungan lebih. Tapi kalau stagnan, harus siap digantikan,” tutupnya.