Sport  

PBSI Rombak Ganda Putri, Apriyani-Fadia Bersatu Lagi

Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat tampil di Olimpiade Paris 2024. Foto: dok. PBSI

apakabar.co.id, JAKARTA – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengambil langkah strategis untuk memperkuat sektor ganda putri dengan menyatukan kembali Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Keputusan ini menandai babak baru dari dinamika ganda putri Indonesia yang tengah berjuang konsisten di level internasional.

Keduanya terakhir kali bermain bersama di All England 2024. Setelah itu, duet ini dipisah setelah Apri digandengkan dengan Febi Setianingrum, sementara Fadia dipasangkan dengan Lanny Tria Mayasari.

Dalam periode tersebut, sektor ganda putri belum menunjukkan performa yang stabil, meski sempat menorehkan gelar di Thailand Masters lewat Fadia/Lanny.

Pelatih kepala ganda putri PBSI, Karel Mainaky, mengatakan bahwa keputusan merombak empat pasangan utama diambil setelah mengevaluasi hasil-hasil yang belum optimal.

Harapannya, kombinasi baru bisa lebih kompetitif dan mampu bersaing di papan atas dunia.

“Dengan pasangan baru ini, saya pikir peluang untuk menembus level elit dunia lebih besar. Kami tidak ingin stagnan,” tegas Karel, Jumat (1/8).

Keempat pasangan baru yang dibentuk adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Amallia Cahaya Pratiwi/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum, dan Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari.

Empat ganda ini diproyeksikan tampil pada dua turnamen besar pada bulan September, Hong Kong Open Super 500 dan China Masters Super 750.

Hasil di dua turnamen ini akan menjadi penentu langkah mereka menuju turnamen-turnamen level atas pada musim depan.

“Target jangka pendek kami adalah pengumpulan poin sebanyak mungkin di sisa tahun 2025. Dengan begitu, 2026 bisa dimulai dengan posisi unggul dalam undian dan kesempatan bermain di turnamen elite,” kata Karel.

Kembalinya Apri dan Fadia juga menjadi momentum emosional, mengingat pasangan ini pernah membawa pulang medali perak Asian Games dan menjadi juara SEA Games.

Chemistry mereka dinilai masih kuat dan bisa dibangun kembali dengan pembinaan yang tepat.

PBSI berharap langkah ini bukan hanya sekadar gonta-ganti pasangan, tapi strategi jangka menengah menuju peningkatan performa, persaingan sehat antar pasangan, dan regenerasi atlet menuju Olimpiade 2028.

4 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *