SPORT

Ukir Sejarah, Fathih Jadi Atlet Balap Unta Pertama Indonesia di Asian Youth Games 2025

Atlet muda Balap Unta Indonesia, Mohammad Al Fathih Abdillah, saat bersaing dalam ajang Asian Youth Games 2025 di Bahrain, Selasa (28/10). Foyo: NOC Indonesia
Atlet muda Balap Unta Indonesia, Mohammad Al Fathih Abdillah, saat bersaing dalam ajang Asian Youth Games 2025 di Bahrain, Selasa (28/10). Foyo: NOC Indonesia
apakabar.co.id, JAKARTA - Sejarah baru tercipta di dunia olahraga Indonesia. Untuk pertama kalinya, Sang Merah Putih berkibar di arena balap unta, cabang olahraga tradisional Timur Tengah yang kini resmi dipertandingkan di ajang multievent internasional Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025.

Adalah Mohammad Al Fathih Abdillah, atau akrab disapa Fathih, yang menorehkan sejarah itu. Ia menjadi atlet balap unta pertama Indonesia yang tampil di ajang internasional, bersaing dengan 16 pembalap muda dari seluruh Asia di nomor 500 meter sprint individual, yang digelar di Equestrian Endurance Village, Bahrain.

“Alhamdulillah, rasanya bangga sekali bisa membawa nama Indonesia di cabang yang baru ini. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan,” ujar Fathih dalam pernyataan resminya, Selasa (28/10).


Hanya berbekal 12 hari latihan intensif di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Fathih menunjukkan keberanian dan tekad besar. Ia finis di posisi ke-11 dengan catatan waktu 1 menit 6 detik, tertinggal tipis dari para pembalap unggulan Timur Tengah yang sudah terbiasa berkompetisi di padang pasir sejak kecil.

“Saya masih belum terlalu ‘bonding’ dengan untanya. Karena kami pakai unta dari sini dan waktu adaptasinya terbatas. Tapi saya janji akan terus berlatih. Saya ingin jadi atlet balap unta Indonesia pertama yang membawa pulang medali emas,” ucapnya

Pertandingan yang digelar di bawah terik matahari Bahrain itu berlangsung cepat dan menegangkan. Dua wakil Uni Emirat Arab, Mohammed Umair Al Rashedi dan Khalifa Alghfeli, menduduki posisi pertama dan kedua dengan waktu 45 detik. Sementara M. Wasmi Sultan Al Balawi dari Arab Saudi menempati posisi ketiga dengan 48 detik.

Meski belum menembus podium, kehadiran Indonesia di arena ini menjadi tonggak bersejarah. Balap unta kini bukan lagi sekadar milik negara-negara Timur Tengah — Indonesia resmi ikut ambil bagian dalam peta olahraga gurun pasir ini.

Pelatih tim balap unta Indonesia, Wahyu Setiawan, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menyebut debut ini sebagai langkah monumental yang membuka jalan pembinaan jangka panjang bagi olahraga baru di Indonesia.

“Walau baru pertama kali, posisi kita tidak terlalu jauh tertinggal. Ini tonggak penting. Belum pernah ada orang Indonesia yang terjun di olahraga ini sebelumnya,” ujar Wahyu.


Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) serta komunitas Camel Racing Indonesia, yang memfasilitasi pelatihan di Abu Dhabi.

“Ke depan, kami berencana mengikuti pelatihan lanjutan dan mencari lokasi di Indonesia yang memungkinkan untuk menggelar kompetisi balap unta. Harapannya, olahraga ini bisa berkembang dan dikenal lebih luas,” ungkapnya.