Beragam Potensi Pangan Nusantara Terancam Hilang

Ilustrasi keberagaman pangan berbasis kearifan lokal. Foto: Net

apakabar.co.id, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan beragam potensi pangan Nusantara yang mencapai ratusan, baik sebagai sumber karbohidrat, protein, maupun sayuran terancam hilang.

Hal itu disebabkan karena anak muda sekarang yang sudah mulai menyukai makanan mancanegara yang sudah beredar di Indonesia seperti makanan Korea, Jepang, bahkan Thailand.

“Kalau tidak kita kenalkan dan kita galakkan kembali pangan lokal, lama-lama bisa hilang kuliner Nusantara kita,” kata Direktur Penganekaragaman Pangan Bapanas, Rinna Syawal saat di Universitas Brawijaya seperti dilansir Antara, Sabtu (26/10).

Baca juga: Wamentan Optimis Indonesia Bisa Swasembada Pangan Seperti China

Potensi pangan lokal yang cukup beragam tersebut, kata dia, ada 77 sumber karbohidrat, 85 sumber protein, dan 280 jenis sayuran, yang tersebar di wilayah Nusantara.

Bila potensi tersebut tidak dimanfaatkan dan dijaga maka akan terancam hilang. Proses menjaga kearifan lokal melalui kuliner tersebut menjadi tantangan agar anak-anak muda dapat mencintai dan menyukai makanan lokal Nusantara.

Rinna mengakui mengubah pola pikir masyarakat dari nasi ke sumber karbohidrat lainnya cukup sulit

“Padahal kalau kita memanfaatkan potensi pangan lokal dengan maksimal, kita bisa mandiri pangan. Kenapa potensi pangan ini belum kita garap maksimal, karena kita masih dimanjakan dengan Sumber Daya Alam (SDA) kita yang melimpah,” ujarnya.

Baca juga: Hari Pangan Sedunia: PKT Jamin Stok Pupuk Subsidi 286.771 Ton

Ia mengemukakan pada tahun 2007 masih banyak area (lahan) yang menghijau, namun pada 2023 hampir semua yang dulu menghijau, berubah menguning, dan tantangan iklimnya luar biasa, yang mempengaruhi produksi pangan.

Menurut dia, bahan pangan selain padi (beras), khususnya umbi-umbian merupakan future food yang harus digalakkan pemanfaatannya, sekaligus sebagai pangan alternatif.

“Sebab kita sedang tidak baik-baik saja soal pangan ini. Berbagai tantangan dan kendala kita hadapi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan kita. Oleh karena itu potensi pangan lokal yang cukup beragam ini harus kita manfaatkan,” ucapnya.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Bantaran KBT Ditanami Pohon Produktif

Untuk memaksimalkan potensi pangan lokal tersebut, pihaknya dalam waktu dekat mengadvokasi pemerintah daerah (pemda) di Tanah Air. Kemudian mengedukasi masyarakat secara luas terkait pemanfaatan pangan lokal tersebut, termasuk substitusi beras ke karbohidrat lainnya, seperti umbi-umbian.

Selanjutnya mendorong industri pangan untuk menggunakan bahan lokal, seperti pembuatan mi yang selama ini berbahan baku terigu dan 100 persen impor bisa menggunakan bahan Modified Cassava Flour (mocaf), sagu, maupun sorgum.

“Upaya kami lainnya mendorong para pelaku usaha kuliner maupun wisata, termasuk hotel untuk menggunakan bahan lokal untuk sajiannya sebagai alternatif bahan yang digunakan selama ini,” ujarnya.

22 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *