apakabar.co.id, JAKARTA – Menjadi kreator konten seharusnya berdampak bagi lingkungan sekitar. Konten-konten yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan literasi masyarakat tentang banyak hal.
Salah satunya bisa mencontoh kreator konten wanita yang juga seorang dokter dr. Amira, SpOG yang kini bertugas di Papua. Dalam konten-konten kesehatan yang dibagikannya di media sosial telah memberi dampak besar bagi masyarakat pelosok Papua.
“Seorang tenaga medis itu berhasil bukan dari seberapa lama, tapi bagaimana edukasinya mampu sampai di masyarakat,” ujar Amira, satu-satunya dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada seminar bertajuk ‘Dari Perempuan, Untuk Perempuan’, Jumat (19/4).
Menurut Amira, ketika masyarakat mampu mengamalkan apa yang sudah dijelaskan, itu adalah sebaik-baiknya ilmu yang bermanfaat untuk orang lain. “Dan cara untuk mengamalkan ilmunya adalah melalui platform digital, yang menurut saya sangat amat berkembang,” katanya.
Momen Hari Kartini, ujar Amira, bukan hanya tentang menghormati perjuangan wanita hebat di masa lalu, namun juga mengapresiasi kontribusi luar biasa dari berbagai bentuk jasa perempuan di era kehidupan modern. Termasuk menjadi kreator konten perempuan.
Dalam kondisi akses dan edukasi yang terbatas di daerah terluar, Amira mengungkapkan, media sosial menjadi salah satu perantara informasi yang paling manjur. Ia rutin memberikan edukasi seputar kesehatan dalam bentuk konten video yang dibagikan di media sosial.
Konten-konten tersebut, ternyata memiliki dampak yang sangat besar bagi masyarakat Fakfak. Berkat kemasannya yang menarik dan mudah dipahami, karena menggunakan bahasa sederhana, Amira berhasil menjelaskan topik-topik kesehatan yang penting.
Umumnya, masyarakat pedalaman, kata Amira, sulit mendapat akses dan minim edukasi perihal isu kesehatan. Di era saat ini, mereka menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi, selain untuk hiburan.
Hal itu dirasakan Amira ketika pasien berdatangan, sembari memberi tahu bahwa mereka berkunjung usai menyaksikan konten edukasinya. Itu berarti kesadaran akan pentingnya kesehatan mulai meningkat di masyarakat.
“Karena orang Papua ini susah untuk datang ke dokter dan memberitahu keluhannya. Biasanya mereka hanya akan datang kalau sudah gagal berkali-kali dari berobat ke dukun dan lain-lain. Jadi, kalau mereka bisa datang ke puskesmas karena informasi (dari konten) yang kita berikan, itu artinya alhamdulillah buat saya sampai pesannya,” terang Amira.
Saat ini terdapat sekitar 42 ribu perempuan di Kabupaten Fakfak, sementara Amira adalah satu-satunya dokter spesialis obstetri dan ginekologi di sana.
Selain mendedikasikan diri di Papua Barat, beliau juga aktif berbagi konten edukatif mengenai kesehatan reproduksi dan kehamilan di platform TikTok dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya perempuan, tentang kesehatan seksual.