apakabar.co.id, JAKARTA – Penjabat Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengkritik keras kebijakan pemerintahan Donald Trump yang dianggapnya ‘menyangkal dan mengabaikan’ fakta terkait perubahan iklim. Menurut Scholz, perubahan iklim adalah salah satu ancaman paling serius bagi kehidupan manusia, dan mengabaikannya hanya akan memperburuk keadaan.
Hal ini disampaikan Scholz dalam konferensi iklim internasional di Berlin pada Rabu (27/3). Ia menekankan bahwa perubahan iklim bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga menyangkut keamanan global, ekonomi, dan stabilitas sosial.
Dalam pidatonya, Olaf Scholz menegaskan kembali pentingnya Perjanjian Paris 2016, yang merupakan komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu Bumi. Ia memuji perjanjian tersebut sebagai langkah penting dalam menjamin masa depan yang lebih aman bagi generasi mendatang.
Namun, Scholz mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan Amerika Serikat di era Trump yang ingin keluar dari perjanjian tersebut.
“Saya sangat kecewa Amerika Serikat ingin meninggalkan kesepakatan tersebut. Tapi, satu hal yang jelas: menolak atau mengabaikan fakta tidak akan menghilangkan dampak perubahan iklim, begitu juga tanggung jawab AS sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar secara historis,” tegas Scholz.
Ancaman serius
Olaf Scholz menyoroti bahwa perubahan iklim bukanlah masalah yang bisa diabaikan atau ditunda penanganannya. Ia menanggapi klaim bahwa perlindungan terhadap iklim bukan prioritas saat ini dengan menyatakan bahwa anggapan tersebut keliru.
“Beberapa orang mengeklaim bahwa perlindungan terhadap iklim adalah hal yang tidak penting di saat seperti ini – seolah-olah itu adalah kemewahan untuk hari-hari yang lebih tenang. Namun, mereka yang mengatakan itu keliru,” ujarnya.
Ia juga merujuk pada laporan badan intelijen terbaru yang mengonfirmasi bahwa perubahan iklim memicu berbagai bencana seperti kebakaran hutan, banjir, dan gagal panen. Akibatnya, kelaparan dan wabah penyakit semakin meningkat, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakstabilan politik, pengungsian massal, dan konflik untuk memperebutkan sumber daya.
“Tidak diragukan lagi bahwa kita hanya dapat mengamankan dunia yang damai dengan membatasi perubahan iklim,” tambah Scholz.
Sebagai penjabat kanselir Jerman setelah pemilihan umum pada Februari tahun ini, Olaf Scholz terus mendorong kerja sama global dalam menghadapi perubahan iklim. Ia menekankan bahwa semua negara, terutama yang memiliki kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca, harus mengambil tanggung jawab dan bertindak segera.
Pernyataan Scholz menjadi pengingat bahwa perubahan iklim bukanlah isu yang bisa diabaikan. Tanpa tindakan nyata, dunia akan menghadapi krisis yang lebih besar di masa depan.