apakabar.co.id, JAKARTA – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menyebut bahwa gaya hidup yang diwariskan orang tua jauh lebih berpengaruh dibanding faktor genetik dalam memicu diabetes tipe 2 pada anak.
“Sering kali kita menyalahkan faktor keturunan, padahal yang lebih berbahaya justru kebiasaan malas olahraga, terlalu sering ngemil, dan pola makan yang tidak sehat,” ujar Piprim dikutip ANTARA, Minggu (1/6).
Menurutnya, anak cenderung meniru pola hidup orang tuanya, mulai dari aktivitas harian hingga jenis makanan yang dikonsumsi. Karena itu, memperbaiki gaya hidup dinilai lebih penting daripada hanya berfokus pada risiko genetik.
Meski orang tua memiliki riwayat diabetes, anak-anak masih bisa terhindar dari penyakit tersebut jika dibiasakan menjalani pola hidup sehat sejak dini.
Caranya dengan tidur cukup, rutin berolahraga dengan intensitas memadai, menjalani puasa intermittent, serta mengatur pola makan yang kaya nutrisi dan protein hewani, sambil membatasi asupan gula dan karbohidrat cepat serap.
Piprim menekankan pentingnya anak untuk tetap aktif bergerak dalam keseharian. Sayangnya, hal ini sering terganggu oleh kehadiran gadget yang membuat anak menjadi malas bergerak.
“Anak-anak perlu diberi ruang untuk aktif secara fisik sebagai bagian dari rutinitas harian, sekaligus sebagai pelepas stres. Jangan sampai fisiknya tidak lelah, tapi pikirannya malah stres,” katanya.
Ia menambahkan, stres kronis dan kebiasaan overthinking juga dapat memicu berbagai penyakit. Olahraga yang cukup bisa menjadi penyeimbang untuk menurunkan stres psikis tersebut.
Saat ini, lanjut Piprim, prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia masih mendominasi, mencapai hampir 90 persen. Namun, jika pola makan tinggi gula dan gaya hidup malas bergerak terus berlangsung, jumlah penderita diabetes tipe 2 diperkirakan akan menyusul.
Sebagai catatan, diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun di mana pankreas tidak mampu memproduksi insulin, dan biasanya ditandai dengan kondisi fisik anak yang kurus sejak kecil. Sementara itu, diabetes tipe 2 disebabkan oleh gangguan produksi insulin atau resistensi insulin akibat pola hidup yang tidak sehat.
Gejala kedua jenis diabetes ini serupa: anak selalu merasa lapar meski sudah makan banyak, sering haus, buang air kecil meningkat, dan berat badan terus menurun.