apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap delapan perusahaan pemegang konsesi di Kalimantan Selatan (Kalsel) diduga terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang tahun 2023.
“Ada empat perusahaan kehutanan dan empat perkebunan yang areal kerjanya terbakar. Kami sedang menyelidiki,” kata Menteri LHK, Hanif Faisol Nurofiq, dalam rapat koordinasi pengendalian karhutla di Banjarbaru, Kamis (7/8).
Hanif mengatakan, tanggung jawab penuh berada di tangan pemegang izin. KLHK bersama Polda Kalsel tengah melakukan penyelidikan, termasuk turun langsung ke lokasi.
“Tadi saya lihat langsung beberapa titik api di lahan perusahaan. Itu segera kami tindak,” ujarnya.
Yang membuat Hanif heran, karhutla terluas justru terjadi di Kalsel, meski secara geografis dinilai lebih mudah ditangani dibanding Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
“Kalau Kalbar dan Kalteng terbakar, memang penanganannya sangat rumit. Tapi anehnya, tahun 2023 justru Kalsel yang paling parah. Kebakaran paling luas se-Indonesia,” ungkapnya.
Padahal, luas lahan gambut di Kalsel hanya sekitar 300 ribu hektare, jauh lebih kecil dibanding Kalteng (4,9 juta hektare) dan Kalbar (2,1 juta hektare).
Hanif memastikan pihaknya akan menindak tegas perusahaan yang terbukti lalai atau sengaja membakar, sesuai hukum yang berlaku.