apakabar.co.id, JAKARTA – Ratusan mahasiswa gabungan dari berbagai universitas di Solo menggelar aksi demo kawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Kamis (22/8).
Masa aksi awalnya berkumpul di Bundaran Gladag Solo menggunakan jas almamater dari kampus masing-masing.
Sejumlah spanduk juga turut dibawa dalam aksi tersebut. Diantaranya darurat reformasi, stop perselingkuhan KPU dan MK, tukang kayu sedang mempersiapkan kursi untuk anaknya #orba jilid 2 jangan ya dek ya.
Setelah hampir setengah jam melakukan orasi di bundaran Gladag. Ratusan massa kemudian serentak berjalan mundur dengan spanduk yang dibawanya.
Terdengar juga pekikan suara untuk memulangkan Presiden Jokowi ke Kota Solo.
“Pulang, pulang, pulang Jokowi. Pulangkan Jokowi sekarang juga,” pekik masa mahasiswa.
Selain itu terdengar pula desakan suara mahasiswa yang menginginkan revolusi dalam aksi massa tersebut.
“Revoolusi ! Revoolusi ! Revoolusi !.
Menurut koordinator lapangan, Agung Lucky Pradita, aksi jalan mundur ini merupakan aksi simbolis. Menggambarkan tentang bagaimana kemunduran demokrasi hari ini.
“Bagaimana kemunduran hari ini itu berawal dari Solo. Dimana masyarakat Solo coba membuat aksi simbolis jalan mundur. Mengenai kemunduran demokrasi hari ini,” ungkap Agung Lucky.
Pada aksi hari inipun, masa gabungan yang menamakan dirinya koalisi Indonesia melawan mengutarakan 18 poin tuntutan.
Diantaranya menolak dengan tegas dan keras atas revisi undang-undang yang telah disahkan secara mendesak dan mencederai konstitusi.
Kemudian menuntut DPR RI untuk membatalkan rancangan undang- undang yang telah disepakati oleh badan legislasi DPR RI.
Mendorong KPU untuk tetap menjaga marwah sebagai penyelenggara pilkada dan berpegang teguh pada aturan yang sudah ditetapkan di MK.
Lalu meminta Jokowi untuk pulang ke Kota Solo karena sudah merusak tatanan negara, beserta tuntutan-tuntutan lainnya.
“Balaikota ini merupakan salah satu simbol dari Kota Solo. Dari balaikota Solo lahir pemimpin di Indonesia. Kita ingin memperbaiki awal mulanya dari mana dan kita menuntut dari pemkot Solo bisa memperbaiki keadaan demokrasi pilkada di tahun ini,” pungkasnya.