Flash, News  

Didi Gunawan, Wartawan Pejuang Kalsel Itu Tutup Usia

Sejumlah politikus dan aktivis asal Kalsel menjenguk Didi Gunawan saat dirawat di rumah sakit beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa

apakabar.co.id, BANJARMASIN – Dunia pers di Kalimantan Selatan berduka. Didi Gunawan jurnalis senior sekaligus pemimpin redaksi Jejakrekam.com tutup usia.

Didi meninggal setelah lebih sebulan berjuang melawan sakitnya. Ia mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Ulin, pukul 18.30 Wita, Jumat (19/4).

“Didi dikenal sebagai wartawan yang idealis, wartawan pejuang,” jelas anggota DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi.

Didi dikenal sebagai wartawan yang kritis. Kata Sukro, jauh dari sikap partisan.

Tak hanya ke pemerintah. Juga otokritik ke komunitas pers. Sebelum sakit, pendiri Aliansi Jurnalis Independen Balikpapan Biro Banjarmasin ini tengah menulis buku ‘Keruntuhan Jurnalisme”.

Didi juga wartawan yang begitu melek sejarah. Kali terakhir, konsern menelisik peran Syekh Arsyad Al-Banjari yang membuat Belanda tidak cawe-cawe Kesultanan Banjar selama masa penjajahan. Blog pribadinya penuh dengan ulasan mengenai sejarah Banua, sebutan Kalsel.

H-1 lebaran, Sukro bersama pemimpin redaksi media cetak lokal Kalimantan Post, Sunarti sempat bersilaturahmi ke rumah Didi.

Namun keesokan harinya, Didi yang menurun kesadarannya harus kembali dirujuk ke rumah sakit.

“Saya langsung kontak direktur RS Ulin. Dan sempat mendapatkan pelayanan prima,” jelasnya.

Kondisi kesehatannya mulai membaik. Didi sebelumnya stroke dan hanya bisa terbaring.

Sudah mulai bisa bangun dan menggunakan kursi roda, Didi juga sempat sudah mulai merespons.

Bahkan, Selasa kemarin, pihak rumah sakit sudah membolehkan Didi pulang.

Magrib tadi, Sukro terkejut. Ia mendapat kabar bahwa Didi tutup usia lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya.

“Ikhtiar kita sudah cukup. Bahwa perawatan kesehatan di RS sudah kita minta maksimal,” jelasnya.

Didi meninggal lantaran kompilkasi penyakit yang dideritanya. “Orangnya memang gila kerja. Kadang lupa waktu,” jelas sahabat mendiang ini.

Mewakili mendiang, Sukro meminta agar setiap kesalahan Didi dimaafkan dan mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

“Kepada insan pers untuk tetap lebih menjaga kesehatan, profesi ini memang tidak mengenal jam kerja,” jelas mantan aktivis Pers Mahasiswa ini.

400 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini
Editor: Fahriadi Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *