apakabar.co.id, JAKARTA – Dua kekuatan besar bakal menyatu di arena kontestasi Pilgub Kalsel 2024. Muhidin dan Hasnuryadi Sulaiman.
Di Kalsel siapa tak tahu Muhidin. Wakil gubernur saat ini dan Ketua DPW PAN.
Sempat menjadi guru, Muhidin melakukan lompatan karir menjadi pengusaha tambang. Namanya melejit dan terus dikenal. Dari memimpin PAN wilayah Kalsel, menjadi wali Kota Banjarmasin.
Di tangannya, Banjarmasin juga berhasil bersolek. Yang mungkin publik ingat, salah satunya proyek Siring Pierre Tendean. Di eranya pembebasan lahan megaproyek destinasi ikonik itu kelar.
Pun dengan Hasnuryadi Sulaiman. Amat lekat dengan PS Barito Putera. Ia adalah pemiliknya.
Hasnur kini adalah anggota DPR RI. Politikus Golkar ini juga salah satu pewaris kerajaan bisnis Hasnur Grup yang didirikan oleh mendiang Abdussamad Sulaiman (Haji Leman). Ayahnya.
Sudah lebih sebulan desas-desus keduanya bakal berduet di Pilgub Kalsel berembus. Muhidin bahkan terang-terangan pernah menyebut Hasnur adalah pendamping yang pas.
Sedikit pengingat, Hasnur kembali terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pileg 2024 tadi. Di Golkar, capaian suaranya melambung mengungguli kader lain, termasuk mantan Kapolda Kalsel, Irjen (Purn) Rikwanto.
Seirama, Golkar Pusat mengisyaratkan bakal mengusung kadernya sendiri di pilgub. Hasnur pun menyatakan siap berkontestasi.
Kekinian, sinyal mereka berduet di Pilgub menguat. Foto keduanya dengan Andi Syamsudin Arsyad atau dikenal dengan nama Haji Isam memenuhi pemberitaan media massa.
DPW PAN Kalsel lalu mengungkap alasan Haji Isam memberi dukungan.
“Memiliki kecocokan. Ada harmonisasi dan kesamaan visi misi untuk satu arah tujuan yang sama,” ujar Wakil Ketua PAN Kalsel, Afrizaldi dihubungi apakabar.co.id, Rabu (24/4) malam.
Lantas mengapa belum deklarasi? Afrizaldi kemudian memberi sinyal. “Insyaallah dalam waktu dekat deklarasi,” singkatnya.
Siapa Tahu Ada Kejutan
Foto Muhidin, Hasnur dengan Haji Isam menuai perhatian sejumlah media massa. Bahkan nasional. Mengapa antusiasme begitu muncul?
Antropolog Kalsel, Nasrullah punya analisis. Sebab kepopulerannya, tak salah jika kehadiran tiga tokoh itu akan mencuri perhatian luas.
“Kalau soal 3 tokoh itu memang jaminan untuk maju sampai gubernur terpilih,” jelas Nasrullah dimintai pendapatnya oleh apakabar.co.id, Kamis (25/4).
“Padahal pendaftaran saja belum dibuka,” sambungnya.
Sampai di sini, sambung Nasrullah, Pilgub Kalsel belum akan selesai. Setidaknya sampai keduanya benar-benar diusung resmi partai.
“Sesungguhnya bahwa Pilgub Kalsel masih berada pada tanda ‘koma’,” jelasnya.
Sambil menanti dinamika yang berkembang, Nasrullah memberi rujukan. Pertama, apakah Muhidin dan Hasnur, kemudian seperti dugaan publik, terus mencalonkan diri dan menjadi pasangan calon.
“Atau apakah ada kejutan dengan pasangan calon yang sepadan, meski ini sangat kecil kemungkinan,” jelasnya.
Menunggu Lawan Sepadan!
Golkar kembali keluar sebagai partai pemenang pemilu di Kalsel. Dengan 13 atau naik 1 kursi. Sedang PAN 6 kursi.
Syarat maju di Pilgub minimal 11 kursi partai. Artinya, gabungan keduanya sudah lebih dari cukup.
Belum terdengar ada bakal calon independen. Jikapun ada, masih harus mengantongi minimal suara 257 ribu. Yang tersebar di 7 provinsi.
Selain Golkar dan PAN, suara terbanyak lainnya adalah Gerindra 7 kursi. Lantas bagaimana dengan mereka?
2019 silam, partai besutan Prabowo Subianto (capres terpilih) ini menjadi lawan yang tangguh. Mereka kala itu mengusung duet Denny Indrayana-Difriadi Darjat. Sedang Golkar bersama petahana Sahbirin Noor dan Muhidin sendiri (BirinMu).
Denny Indrayana-Difriadi Darjat bahkan unggul 22 ribu suara setelah MK menganulir suara BirinMu. Pemilihan ulang pun diperintahkan.
Namun, saat pemilu diulang setelah MK melihat ada pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif, BirinMu berhasil membalikkan keadaan. Mereka keluar sebagai pemenang setelah unggul 119.307 suara.
Selain Denny, sejatinya Gerindra memiliki nama potensial. Seperti halnya Ahmad Riza Patria. Wakil gubernur DKI Jakarta 2020 ini putra daerah Kalsel. Serupa Denny, sama-sama berkiprah di pentas nasional.
Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco pun sudah mengisyaratkan Gerindra akan mengusung kader sendiri.
“Tapi, kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari DPP,” jelas Wakil Ketua Gerindra Kalsel, Ilham Noor dihubungi, Rabu (24/4).
Bagaimana dengan Demokrat? Memiliki satu kursi, partai berlogo Mercy masih wait and see. DPP memerintahkan setiap DPD memulai proses penjaringan calon.
“Ibnu Sina selaku Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel kader potensial kami, baik sebagai calon gubernur atau wakil,” kata Deputi Bappilu Demokrat, Kamhar Lakumani kepada apakabar.co.id, baru tadi.
Jika resmi mengusung Hasnur, pupus sudah harapan kader internal Golkar lain. Seperti halnya Anang Syahfiani, Ahmadi Nor Supit, Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Sutarto. Begitu juga PAN. Takkan mungkin lagi Pangeran Khairul Saleh.
Peta Koalisi
Kini tersisa PDI-Perjuangan dan PKB. Rupanya partai berlogo Banteng memberi sinyal agak lain.
“Demokrasi yang sehat butuh kompetitor,” kata Sekretaris DPD PDI-Perjuangan, Berry Nahdian Furqon dihubungi, Rabu (24/4) malam.
Pilgub 2019 lalu, bersama Golkar dan PAN, PDI-Perjuangan masih di barisan BirinMu. Kini mereka mengirim sinyal kompetisi.
Namun dengan hanya 3 kursi, PDI-Perjuangan mesti mencari dukungan lebih dari partai lain.
“Apakah posisi gubernur atau wakil, itu tentu nanti tergantung hasil kesepakatan,” jelas Berry Nahdian Furqon.
Termasuk jika Gerindra menurunkan kadernya sekelas Riza Patria? “Peluang ini terbuka bagi kami,” jelas Berry.
Kata Berry, peta politik di Kalsel masih dinamis. Maksudnya, dukungan dari para tokoh bisa saja berubah.
“Para kandidat masih belum ada yang dapat tiket resmi partai untuk maju, masih diperebutkan baik kader di internal partai maupun dengan kandidat di luar partai,” jelasnya.
Melihat peta politik yang mungkin berubah, PDI-Perjuangan tengah bersiap. Sejak 20 April lalu, mereka membuka penjaringan dan pendaftaran calon kepala daerah di level provinsi. Juga kota.
Ia mempersilakan siapapun baik tokoh, pemuda, perempuan dan terutama para kader untuk mendaftar.
“Kami berharap akan muncul bakal calon alternatif. PDI Perjuangan siap membangun kerja sama politik dengan partai lain yang sejalan,” jelasnya.
“Tentu kami juga punya kader yang akan diusulkan yang nanti memang hasil akhirnya tetap berdasarkan rumusan bersama partai lainnya yang bersepakat,” lanjutnya.
Soal siapa kader dimaksud, Berry masih mengunci rapat. “Intinya bagaimana supaya kita bisa memberikan pilihan-pilihan yang terbaik untuk warga Kalsel,” imbuhnya.
Lantas bagaimana dengan PKB? Zairullah Azhar salah satu tokoh telah menyatakan diri siap bertarung. “Jika masyarakat memanggil, saya siap,” ujar Zairullah kepada apakabar.co.id di Tanah Bumbu, baru-baru tadi.
Sejak 20 April lalu, PKB juga sudah membuka pendaftaran. Ketum PKB Muhaimin Iskandar berkata calon kandidat boleh sekalipun bukan kader.
“Semua boleh mendaftar. Siapapun yang memiliki komitmen dan visi misi, dan track record,” ujar Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam halal bihalal di rumah dinasnya, Sabtu (20/4).
Terkhusus Kalsel, Imin mengakui belum ada calon. Termasuk tawaran dari partai lain.
“Jadi kami belum bisa memutuskan siapa calonnya. Kami hanya bisa menunggu siapa aja yang mendaftar. Kami akan lakukan uji publik,” tutupnya.