Kelahiran Bayi Orangutan, Harapan Baru Kelestarian Orangutan Kalimantan

Orangutan Jojo dan anaknya. Bayi Orangutan Jojo diperkirakan berumur dua tahun saat dijumpai pada November 2023. Foto: KLHK

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengabarkan tentang kelahiran bayi Orangutan Kalimantan di Sub DAS Mendalam, wilayah Resort Nanga Hovat, Seksi PTN Wilayah III Padua Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun.

Bayi orangutan tersebut terpantau tumbuh dengan baik dan sehat. Bayi tersebut lahir dari dua individu Orangutan Kalimantan bernama Juvi dan Jojo.

Juvi dan Jojo dilepasliarkan pada tahun 2017 di Wilayah Resort Nanga Hovat, hasil kerjasama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Senarum dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) dan BKSDA Kalimantan Barat.

Menteri Siti menjelaskan, anak dari Orangutan Jojo diperkirakan berumur dua tahun saat dijumpai pada November 2023 lalu. Sementara anak dari Orangutan Juvi diperkirakan berusia satu tahun saat pertama kali dijumpai pada tahun 2019.

“Sehingga di tahun 2024 ini, telah berumur 6 tahun,” ujar Menteri Siti dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (9/2).

Menteri Siti mengungkapkan keberadaan bayi orangutan menandakan bahwa Orangutan Kalimantan masih mampu bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik di habitat alami, khususnya di Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.

“Kelahiran Orangutan Kalimantan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun menandakan kesesuaian habitat dan masih terjaganya kelestarian Orangutan Kalimantan,” jelasnya.

Ia juga membeberkan, satwa dan habitat merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan juga dalam target program KLHK.

“Pertumbuhan satwa ditandai dengan kelahiran, menunjukkan bahwa habitatnya lebih baik dan itulah upaya jajaran KLHK secara total,” ujar Siti.

Oleh karena itu, Menteri Siti mengajak semua pihak memberikan dukungan bagi kelestarian satwa dan habitatnya sebagai ‘harta rakyat Indonesia’.

Senada, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menjelaskan, ia mendapat laporan dari Plt. Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS), Wahju Rudianto terkait hal tersebut.

BBTNBKDS bersama tim dan mitra kerja di antaranya Rafael Tenting dan Bundany Anugra melaporkan termonitornya Orangutan Jojo bersama anaknya. Sementara, Orangutan Juvi bersama anaknya berhasil dipantau berdasarkan laporan monitoring tim Sintang Orangutan Center (SOC).

Satyawan memastikan, ia dan jajaran akan terus melaksanakan kegiatan-kegiatan perlindungan dan pengawetan khususnya di dalam kawasan Taman Nasional untuk menjaga kelestarian kawasan beserta flora dan fauna yang hidup di dalamnya.

Dalam pelestarian Orangutan Kalimantan, BBTNBKDS bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS), BKSDA Kalimantan Barat dan masyarakat sekitar, khususnya dalam hal konservasi Orangutan Kalimantan, baik yang hidup liar maupun hasil pelepasliaran.

13 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *