Banner Iklan

Pengganti DTKS, Mensos: Pemerintah Siapkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat menghadiri dialog persama pilar-pilar kesejahteraan sosial di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis (9/1/2025). Foto: Kemensos

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengingatkan tentang data tunggal sosial ekonomi akan menjadi acuan baru bagi seluruh kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah. Data tunggal sosial ekonomi akan menjadi dasar dari pemberian bantuan sosial (bansos) dan program pemberdayaan yang lebih tepat sasaran.

Dalam keterangan resmi yang diterima apakabar.co.id di Jakarta, Minggu (12/1) disebutkan data tunggal sosial ekonomi baru merupakan terobosan terbaru di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia memiliki satu data atau data tunggal.

Gus Ipul sempat mengemukakan hal ini saat menghadiri dialog bersama pilar-pilar kesejahteraan sosial di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (9/1). Menurutnya, kementerian dan lembaga selama ini memiliki data masing-masing.

Nantinya, data tunggal sosial ekonomi merupakan satu-satunya data yang akan digunakan oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah (pemda). Mereka tidak diperbolehkan lagi untuk menghimpun data sendiri.

“Atas arahan presiden, data akan dilebur dengan data kementerian/lembaga. Maka ke depan, Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tidak ada lagi. Selanjutnya berganti Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional,” terang Gus Ipul.

Khusus untuk hal ini, Badan Pusat Statistik (BPS), kata Gus Ipul, telah ditugaskan untuk melakukan sinkronisasi data tersebut. Hal itu diperlukan agar data yang dikumpulkan bisa diolah agar lebih akurat.

Mensos juga meminta para pilar sosial ikut membantu melakukan memutakhirkan data tunggal tersebut. “Cara formal dari pemutakhiran data oleh pilar sosial, bisa melalui musyawarah di tingkat kelurahan atau desa seperti biasa,” paparnya.

Cara kedua, imbuh Gus Ipul, yakni melalui aplikasi cek bansos. Aplikasi tersebut menyediakan usul sanggah dengan melampirkan bukti foto rumah, kondisi keluarga, hingga hal lainnya yang perlu disertakan.

“Seluruh pendamping berdasarkan arahan Presiden harus ikut memutakhirkan dan perbaiki data,” terangnya.

Menurut Gus Ipul, ke depan pihaknya akan memulai langkah keterbukaan data, dengan melibatkan pilar sosial. Harapannya data-data tersebut bisa dimanfaatkan agar membuat penerima manfaat bantuan Kemensos bisa naik kelas.

“Supaya mereka lulus. Naik kelas menjadi keluarga mandiri,” jelasnya.

Mensos menyampaikan, tiap pendamping akan mendampingi 300 penerima manfaat. Diharapkan pada setiap tahun ada 10 penerima bantuan yang didampingi akan mengikuti graduasi atau dinyatakan lulus atau naik kelas.

“Saya akan lapor presiden. Kalau diizinkan, saya ingin ada target keluarga penerima manfaat graduasi,” papar Gus Ipul.

Pada kesempatan itu, Gus Ipul menyerahkan bantuan ATENSI kepada dua penerima manfaat, di antaranya kursi roda senilai Rp6.300.000 dan paket sembako, nutrisi, perlengkapan sekolah, dan alat kebersihan sebesar Rp1.200.000.

277 kali dilihat, 7 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *