Pilgub Kalsel: Acil Odah-Rozanie Bisa Imbangi Muhidin-Hasnur?

Istri Gubernur Kalsel; Raudatul Jannah (Acil Odah) di tengah halal bihalal di Mahligai Pancasila Banjarmasin beberapa waktu lalu. Foto via linkalimantan.com

apakabar.co.id, BANJARMASIN – Sinyal duet Raudatul Jannah (Acil Odah) dan Ahmad Rozanie mengemuka. Mereka digadang jadi penantang Muhidin-Hasnur di Pilgub Kalsel 2024 ini.

Acil Odah adalah istri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Sedangkan Rozanie merupakan Sekretaris DPW NasDem di daerah ini.

Keduanya sama-sama mendaftar di penjaringan kandidat calon pilgub dari Partai NasDem. Rozanie sebagai kandidat wakil, sementara Acil Odah mengambil posisi gubernur.

Lantas seberapa kuat kans kedua nama itu jika berpasangan? Pengamat politik Arif Rahman Hakim memberi analisanya. Bagi dia, sulit.

“Acil Odah belum memiliki basis pendukung yang jelas di daerah mana. Sedangkan Ahmad Rozanie punya basis massa di Kabupaten Banjar dan beberapa kabupaten di daerah Banua Anam,” kata dosen Universitas Lambung Mangkurat itu, Jumat (10/5).

Kekuatan pasangan ini jelas kalah dibandingkan rivalnya; Muhidin-Hasnur. Mereka dominan. Perpaduan Wakil Gubernur dan Legislator Senayan.

Muhidin punya basis pemilih di Banjarmasin dan Banua Anam. Ia adalah petahana. Wakil Gubernur Kalsel.

Sementara Hasnuryadi Sulaiman punya kekuatan di perkotaan dan pesisir. Ia adalah anggota DPR RI Fraksi Golkar yang kembali terpilih di Pileg 2024 tadi di Dapil Kalsel 2. Meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Dalam hitungan logis, Muhidin-Hasnur unggul ketimbang Acil Odah-Rozanie. Apalagi jika ditambah dengan kekuatan partai. Dari hasil Pileg Kalsel, PAN mengangtongi enam kursi dan Golkar dapat 13.

“Dilihat dari posisi ini, perlu kerja politik ekstra bagi Acil Odah-Rozanie untuk meyakinkan pemilih. Mengingat jangkauan politiknya yang masih kecil,” papar Arif.

Meski begitu, bukan berarti tak ada jalan bagi pasangan ini. Kata Arif, Acil Odah berpeluang merebut hati pemilih perempuan. Setidaknya untuk memperketat persaingan.

“Mengingat selama ini di Kalimantan Selatan jarang kandidat perempuan tampil pada kontestasi pilkada,” imbuhnya.

Di sisi lain, pengamat politik Uniska Muhammad Uhaib As’ad punya pandangan sendiri. Bahwa kandidat Pilgub Kalsel yang muncul belum bersifat final. Termasuk pasangan Muhidin-Hasnur.

“Menurut saya duet Muhidin-Hasnur hanya tes ombak. Untuk merespons publik,” ucapnya.

Lagipula, ia punya asumsi. Pilgub Kalsel sedang disetir. Pemimpin yang menang sesuai keinginan kelompok oligarki.

“Pilkada di Kalsel ini sudah dikendalikan oleh sekelompok oligarki. Orang-orang yang berada di luar kelompok akan diblok. Atau tidak diberi kesempatannya sebagai kandidat,” ucapnya.

264 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini
Editor: Fahriadi Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *