apakabar.co.id, JAKARTA – Seorang polisi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, diduga membunuh dan mencuri mobil. Jasad korbannya asal Banjarmasin kemudian dibuangnya begitu saja.
Terungkapnya kasus ini usai penemuan mayat tanpa identitas di Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Jumat 6 Desember 2024. Mayat dalam kondisi membusuk itu diperkirakan sudah sepekan berada di kebun sawit tersebut.
Terduga pelaku adalah seorang brigadir polisi bernisial AK. Ia bertugas di Samapta Polres Palangka Raya. “Berawal dari temuan mayat Mr-X. Penyelidikan mengarah ke terduga yang anggota Polres,” jelas Kapolda Kalteng, Irjen Djoko Poerwanto dikutip apakabar.co.id dari Tempo.
Penemuan mayat tepat pada 10 Desember. Ketika itu datang seseorang ke Polres Palangka Raya. Ia memberikan informasi ada temuan mayat di Katingan Hilir.
Namun saat ini, kata Djoko, Brigadir AK masih berstatus saksi. Pemeriksaan intensif terus dilakukan guna pengumpulan bukti.
Kendala lain, jauhnya lokasi kejadian. Yakni di Katingan. Maka, kata Djoko, penyelidikan dilakukan secara gabungan.
“Join Polda dengan Polres Katingan dan Polresta Palangka Raya,” ujarnya.
Brigadir AK diduga kuat adalah Anton Kurniawan Setianto. Ia diduga menghabisi korbannya pada Rabu 27 November 2024. Kala itu korban tengah memarkirkan mobilnya di tepi jalan Tjilik Riwut, jalan trans Kalimantan.
Pelaku datang dan membawa korban keluar lalu menghabisinya. Mobil tersebut kemudian dibawa kabur dan dijual pelaku. Jasad korban dibuang di sekitar pohon-pohon sawit.
Kasus di Palangka Raya menambah panjang daftar kekerasan oleh polisi. Baru tadi polisi juga disorot atas ulah Aipda Robig menembak siswa SMK Semarang hingga tewas.
Mengapa kasus kekerasan polisi terhadap sipil terus terjadi?
Indikasinya ada problem kesehatan mental pada anggota kepolisian. Ini yang perlu diteliti oleh institusi.
Tekanan kerja, lingkungan dan kultur yang tidak sehat bisa jadi memunculkan gangguan mental semacam narcisistic personality dissorder atau NPD .
“Ini yang biasanya memunculkan penyimpangan-penyimpangan perilaku,” jelas peneliti kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (IESS), Bambang Rukminto dikontak apakabar.co.id, Minggu (15/12).