apakabar.co.id, JAKARTA – Sebuah video pendek berdurasi 32 detik mendadak viral di media sosial, memperlihatkan seorang pria menyuarakan keluhan keras terhadap pelayanan di RS H Badaruddin Kasim (RSHBK) Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan.
Dalam video yang mulai beredar sejak Sabtu pagi (12/4), pria tersebut tampak emosional saat menyampaikan bahwa dirinya sudah menunggu sejak pukul 4 pagi, namun merasa tidak mendapatkan pelayanan yang layak.
Ia bahkan meminta Bupati Tabalong turun tangan menyikapi kondisi tersebut.
“Kami ini pasien, kami ingin berobat, tapi tidak dilayani,” ucap pria itu sambil membuka maskernya.
Ungkapan kekesalannya pun menyita perhatian warganet, memicu diskusi hangat di berbagai platform media sosial.
Menanggapi viralnya video tersebut, Plt Direktur RSHBK, Setyawan Andri Wibowo, memberikan penjelasan.
Ia membenarkan bahwa kejadian itu memang terjadi di lingkungan rumah sakit yang ia pimpin.
“Memang benar itu terjadi di RSHBK. Tapi persoalannya adalah miskomunikasi antara pasien dan petugas kami di lapangan,” ujar Wawan, sapaan akrabnya.
Menurut penjelasannya, kejadian bermula saat banyak pasien datang sejak pukul 06.00 Wita di tengah suasana libur Lebaran.
Pintu poli sendiri baru dibuka pukul 07.00 Wita. Karena membludaknya pasien, antrean menumpuk di meja customer service.
Pasien yang terlihat dalam video diketahui mendaftarkan dua antrean: satu untuk dirinya di poli penyakit dalam dan satu lagi untuk sang istri di poli saraf.
Tidak ada kendala untuk antrean dirinya, namun persoalan muncul saat surat kontrol istrinya perlu diperbarui karena jadwal semula jatuh pada 9 April.
“Petugas kami saat itu sedang memproses pembaruan surat kontrol tersebut. Tapi karena ramainya suasana dan mungkin informasi tidak tersampaikan dengan baik, pasien merasa tidak dilayani,” jelas Wawan.
Ia juga menjelaskan bahwa di akhir pekan, jam layanan rumah sakit memang lebih pendek, yakni hanya lima jam.
Sesuai hitungan BPJS, pelayanan untuk satu pasien memakan waktu sekitar enam menit, sehingga hanya 50 pasien yang dapat ditangani dalam satu sesi.
Namun pada hari itu, jumlah pasien mencapai 56 orang. Meski di luar kuota, pihak rumah sakit tetap melayani pasien termasuk istri dari pria yang mengeluh dalam video tersebut.
“Walaupun sudah over kuota, kami tetap melayani semua pasien yang hadir,” tegasnya.
Setelah video tersebut viral, pihak manajemen rumah sakit langsung bergerak cepat.
Mereka menyambangi pasien yang bersangkutan di kediamannya di Kelurahan Jangkung, Kecamatan Tanjung, dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
“Alhamdulillah, setelah bertemu dan berdialog, ternyata memang hanya kesalahpahaman saja. Kami sudah berdamai secara baik-baik,” ungkap Wawan.
Sebagai langkah konkret, RSHBK berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk soal komunikasi dan keramahan staf.
Mulai Senin mendatang, pihak rumah sakit akan menguji coba penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS), yang dilengkapi dengan anjungan mandiri dan layanan antrean online.
Sistem ini diharapkan dapat memangkas antrean panjang dan menghindari keharusan pasien datang sejak subuh.
“Kami juga menyiapkan petugas khusus yang akan membantu masyarakat memahami sistem baru ini. Mudah-mudahan pelayanan kami bisa lebih baik ke depannya,” pungkasnya.