Senator Kalsel Terseret Isu Skandal: Citra Religius, Kapasitas Dipertanyakan
apakabar.co.id, JAKARTA - Sorotan publik terhadap Muhammad Hidayatullah alias Dayat El, senator muda asal Kalimantan Selatan, makin deras. Setelah aksinya berjoget di ruang sidang tahunan MPR viral, tudingan dugaan pelecehan seksual kini ikut menyeret namanya.
Pakar politik, Dr. Muhammad Uhaib As’ad, menilai kasus ini menunjukkan rapuhnya legitimasi moral DPD RI. Menurutnya, lembaga itu sejak awal memang kehilangan identitas dan kontribusi nyata bagi daerah.
“DPD bisa digambarkan sebagai lembaga tanpa identitas kelamin politik. Katanya mewakili daerah, tapi faktanya kontribusi pemikiran mereka tidak jelas,” kata Uhaib, Rabu (3/9).
Direktur Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik Kalsel ini menilai terpilihnya Hidayatullah lebih karena citra religius dan penampilan fisik ketimbang kapasitas politik. “Ia tidak punya dasar argumen kuat untuk menjelaskan kelayakannya. Hanya bermodal ketampanan dan wajah santri,” tegasnya.
Menurut Uhaib, meski isu moral bersifat personal, publik tetap mengaitkan dengan marwah lembaga. “Perilaku busuk politisi akan memengaruhi legitimasi moral dan politik, apalagi di tengah tingginya sensitivitas publik terhadap pejabat,” ujarnya dosen ilmu politik Universitas Islam Kalimantan ini.
Baca juga:
Ia mengingatkan kekuatan media sosial kini sangat menentukan reputasi politisi. “Jangan sepelekan medsos. Kasus moralitas seperti pelecehan atau perselingkuhan bisa membangkitkan sekaligus menghancurkan reputasi,” tambah doktor politik jebolan Universitas Brawijaya ini.
Uhaib juga menekankan, pejabat publik harus menjaga integritas dan tidak mempertontonkan gaya hidup hedonis. “Jangan arogan. Jangan pamer di tengah kemiskinan rakyat,” tegasnya.
Lebih jauh, ia mendesak pimpinan DPD bersikap tegas. Bahkan, secara ekstrem ia menyebut lembaga itu sebaiknya dibubarkan. “DPD hanya membebani APBN, sementara kinerja mereka tidak jelas,” kritiknya.
Sikap bungkam Hidayatullah dinilai hanya mempertebal kekecewaan publik. “Bungkamnya dia makin mengonfirmasi bahwa DPD hanya jadi parasit dalam sistem trias politica kita,” ujarnya.
Uhaib menambahkan, tren politisi muda yang populer karena wajah segar tapi miskin gagasan justru akan menjadi bumerang. “Kasus Hidayatullah ini jadi bukti. Popularitas tanpa kapasitas akan berbalik jadi legitimasi negatif di mata rakyat,” tuturnya.
Dugaan Skandal Seksual
Isu yang menyeret Hidayatullah tak berhenti pada aksi joget di sidang MPR. Sejumlah akun media sosial kembali memunculkan tudingan dugaan pelecehan seksual yang pernah dialamatkan kepadanya.
Akun Instagram @duta_alim_palsu menuding Dayat kerap berperilaku tak pantas terhadap perempuan. Di kolom komentar, akun @aulyptri__ mengaku pernah menjadi korban pada 2019–2020, bahkan sempat diancam balik dengan laporan pencemaran nama baik.
“Ingat kasusku dulu 2019/2020, hampir dilaporkan pencemaran nama baik. Silakan laporkan, memang fakta,” tulisnya. “Kada berubah sekalinya, kada jera di-viralkan,” tambahnya.
Beberapa warganet lain mengaku sudah lama mengetahui reputasi buruk Dayat. Akun @xyzviop menulis, salah satu temannya hampir jadi korban. “Sirkel kawannya tahu sama tahu, kasihan korban tidak berani speak up,” tulisnya.
Akun lain, @aulputri__, menyebut banyak korban enggan bicara karena malu atau minim bukti. Disebut pula Dayat menggunakan fitur pesan 24 jam di media sosial untuk menghapus percakapan vulgar.
“Karena sudah gerah, sebagian korban berencana melapor,” ujar seorang warga Hulu Sungai, Kalsel, yang mengaku mengetahui kasus ini. Ia mendesak aparat hukum turun tangan dan pimpinan DPD segera bersikap karena kasus ini sudah mencoreng institusi.
Upaya media menghubungi Hidayatullah sejak Selasa malam tak membuahkan hasil. Panggilan telepon yang dilayangkan pagi tadi pun ditolak.
Hidayatullah sendiri melenggang ke Senayan lewat Pemilu 2024 dengan 314.979 suara, menempati posisi kedua terbanyak dari Dapil Kalsel. Ia duduk bersama tiga senator lain: Habib Zakaria Bahasyim, Gusti Farid Hasan Aman, dan Habib Hamid Abdullah.
Sejak masa kampanye, Dayat menonjolkan citra generasi muda dan wajah religius. Ia berjanji membawa aspirasi anak muda Kalsel ke tingkat nasional. Namun, belakangan citra segar itu justru dipertanyakan publik seiring mencuatnya kontroversi moral dan kapasitasnya sebagai legislator daerah.
ADMIN