NEWS
Kaltim Diversifikasi Ekonomi, Tak Lagi Bergantung pada Tambang

apakabar.co.id, JAKARTA - Ekonomi Kalimantan Timur mulai bergerak menjauh dari ketergantungan pada sektor tambang, menapaki babak baru sebagai pusat pertumbuhan industri pengolahan dan investasi strategis.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Budi Widihartanto, menyebut pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2025 mencapai 4,69 persen secara tahunan. Angka ini naik dari 4,08 persen pada periode sebelumnya, didorong lonjakan industri pengolahan yang tumbuh 15,12 persen.
“Pendorong utamanya berasal dari industri pengolahan yang terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Budi dalam Mahakam Investment Forum (MIF) 2025 di Balikpapan, Kamis (9/10/2025).
Selama ini, struktur ekonomi Kaltim masih dikuasai sektor pertambangan dengan porsi 34,11 persen. Namun, kontribusinya mulai menurun. Di sisi lain, industri pengolahan kini menyumbang 20,33 persen, disusul konstruksi (11,48%), pertanian (9,65%), dan perdagangan (7,54%).
Budi menjelaskan, pergeseran ini menunjukkan fondasi ekonomi yang makin beragam. Investasi menjadi penggerak utamanya, dengan kontribusi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terhadap PDRB mencapai 35,47 persen. “Semakin kuat pembangunan infrastruktur di Kaltim, semakin besar peluang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Bank Indonesia menilai Kaltim berpotensi menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Dukungan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan industri baru membuat wilayah ini strategis dalam mendorong target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Lewat unit Regional Investor Relation Unit (RIRU), BI Kaltim kini fokus membangun ekosistem investasi yang lebih solid—mulai dari penjaringan proyek melalui Profiling Investasi Kalimantan Timur (PIKAT) hingga promosi proyek siap investasi (IPRO). BI juga menyiapkan Presentation Book berisi peta ekonomi dan peluang investasi daerah yang bisa diakses calon investor.
Mahakam Investment Forum 2025 menjadi panggung untuk mempertemukan pemerintah, pelaku industri, dan investor. Forum ini membawa tema “Trade, Tourism, Investment, and Industry: Enhancing East Kalimantan Economic Transformation,” menandai upaya mempercepat realisasi proyek strategis, termasuk di kawasan IKN.
“Melalui MIF, kami mempertemukan pemerintah, pemilik proyek, dan calon investor agar investasi bisa bergerak nyata, bukan hanya di atas kertas,” ujar Budi menutup.

Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR