NEWS
TNI Buka Suara Soal Enam Terduga Narkoba “Dilepas” Polisi di Kutai Barat
apakabar.co.id, Jakarta - Dugaan ketegangan antara tentara dan polisi di Kutai Barat, Kalimantan Timur, memunculkan spekulasi publik setelah beredar kabar bahwa enam orang yang diamankan personel Kodim 0912/Kutai Barat dalam penggerebekan narkoba “dilepas” polisi.
Kabar tersebut memicu perdebatan hingga berujung pada munculnya video viral rapat koordinasi yang diwarnai aksi walk-out anggota TNI
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Kolonel Inf Donny Pramono, menegaskan bahwa proses hukum terhadap enam terduga narkoba sepenuhnya berada dalam kewenangan kepolisian, bukan TNI.
“Setiap proses lanjutan sepenuhnya berada dalam kewenangan aparat penegak hukum yang berwenang,” ujar Donny, Rabu (26/11).
Ia menjelaskan kasus narkotika memiliki prosedur masing-masing. Karena itu TNI hanya membantu penggerebekan dan tidak mengambil tindakan sepihak.
Donny juga menegaskan tidak ada kepentingan lain dalam penangkapan enam terduga tersebut. “TNI tidak memiliki kepentingan apa pun selain membantu menjaga keamanan masyarakat,” katanya.
Meski begitu, Donny tidak menanggapi lebih jauh dugaan cekcok antara anggota Kodim dan Polres. Ia meminta publik tidak mudah terprovokasi dan menunggu penjelasan resmi.
“Setiap informasi yang berkembang tetap akan diklarifikasi melalui koordinasi antara Kodam, Polri, dan pihak terkait lainnya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya.
Donny menambahkan TNI tetap berkomitmen memberantas peredaran narkotika dan menjaga sinergi dengan aparat lain.
Sebelumnya beredar video 30 detik yang menunjukkan pertemuan Polres Kutai Barat dan Kodim 0912. Dalam rekaman itu tampak anggota TNI walk-out dari rapat.
Unggahan di media sosial mengaitkannya dengan dugaan kekecewaan TNI karena polisi tidak menindaklanjuti penangkapan enam terduga pengedar narkoba.
Wakapolres Kutai Barat, Komisaris Subari menjelaskan keenam orang itu merupakan pelaku penyalahgunaan narkotika, bukan pengedar atau bandar. Mereka tengah menjalani asesmen di BNN Kabupaten Kutai Barat untuk keperluan rehabilitasi.
“Enam pelaku penyalahgunaan narkotika sudah kami limpahkan ke BNN,” kata Subari, Sabtu, 22 November 2025. Ia memastikan koordinasi dengan TNI tetap berjalan. “Kami tetap solid kompak untuk memberantasi kejahatan peredaran narkotika khususnya di Kutai Barat,” ujarnya, dikutip dari Tempo.
Versi lain disampaikan Kapolres Kutai Barat AKBP Boney Wahyu Wicaksono. Ia membantah ada terduga yang dilepas. “Tidak benar. Saat ini keenam terduga sedang dilakukan asesmen di BNNP Kaltim untuk mengetahui peran masing-masing,” katanya, Senin (24/11) dikutip dari Kompas.
Boney mengatakan pertemuan dalam video itu adalah gelar terbatas Polres, Kodim, dan BNK. Rapat digelar untuk menyelaraskan informasi penggerebekan yang dilakukan anggota Kodim tanpa pendampingan Satuan Narkoba Polres. “Gelar terbatas ini digelar untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai kejadian tersebut,” ujarnya.
Ia mengakui sempat terjadi ketidaksepahaman soal mekanisme penanganan kasus narkotika sesuai UU 35/2009 dan KUHAP. “Belum selesai gelar, ada rekan dari Kodim yang kurang sepaham dengan mekanisme yuridis, sehingga mereka memilih untuk keluar lebih dulu,” kata Boney.
Meski sempat panas, ia memastikan situasi kondusif. Polri dan TNI, katanya, tetap solid dalam pemberantasan narkoba. “Melalui koordinasi dengan Dandim, pihak Kodim akan terus bersinergi dalam pemberantasan narkoba sebagai musuh bersama,” ujarnya.
Kapolres meminta masyarakat tidak terpancing informasi yang belum terverifikasi dan menunggu hasil pemeriksaan resmi terhadap enam terduga yang menjalani asesmen di BNNP Kaltim.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR

