SPORT

Tujuh Cabor Rampung, KONI Pastikan PON Bela Diri Jadi Agenda Dua Tahunan Nasional

Dua pesilat sedang bertarung dalam partai final cabang olahraga pencak silat PON Bela Diri Kudus 2025 di Djarum Arena, Kudus, Selasa (21/10).
Dua pesilat sedang bertarung dalam partai final cabang olahraga pencak silat PON Bela Diri Kudus 2025 di Djarum Arena, Kudus, Selasa (21/10).
apakabar.co.id, JAKARTA — Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan PON Bela Diri Kudus 2025 yang dinilai sukses dan berjalan lancar. 

Menurutnya, dukungan masyarakat dan kolaborasi kuat antara KONI serta Bakti Olahraga Djarum Foundation menjadi faktor utama di balik kelancaran multi-event nasional tersebut.

“Dukungan masyarakat Kudus luar biasa! Sejak pembukaan hingga hari ini, atmosfernya penuh semangat. Ini menunjukkan bahwa olahraga bisa menjadi pesta rakyat sekaligus ajang pemersatu,” ujar Marciano saat meninjau pertandingan di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Selasa (21/10).


Ia menambahkan, sambutan hangat warga Kudus membuat para atlet dari berbagai provinsi merasa diterima dan nyaman berkompetisi. Banyak di antara mereka memanfaatkan waktu luang untuk berinteraksi dengan warga, menikmati soto Kudus, hingga berkunjung ke lokasi wisata religi yang menjadi ciri khas kota ini.

Marciano menegaskan, PON Bela Diri akan dijadikan agenda tetap KONI dan digelar secara dua tahunan. Ajang ini akan terus dikembangkan menjadi panggung penting bagi atlet-atlet bela diri dari seluruh Indonesia.

“Insya Allah ajang ini akan menjadi kalender dua tahunan. Kolaborasi dengan Djarum Foundation terbukti berhasil dan akan terus kami lanjutkan,” ungkapnya.

Selain sebagai wadah pembinaan, PON Bela Diri juga dirancang menjadi babak kualifikasi menuju PON nasional berikutnya. Evaluasi akan dilakukan agar format dan penyelenggaraannya semakin profesional serta berstandar tinggi.

“Dengan makin seringnya event seperti ini, saya yakin atlet-atlet bela diri Indonesia tak hanya berprestasi di SEA Games, tapi juga bisa bersaing di Asian Games hingga Olimpiade,” ujarnya optimistis.

Hingga Selasa (21/10), tujuh dari sepuluh cabang olahraga telah selesai dipertandingkan. Tahap pertama menampilkan gulat, judo, tarung derajat, dan taekwondo. Tahap kedua diisi dengan pencak silat, sambo, dan shorinji kempo. Tiga cabor tersisa, ju-jitsu, karate, dan wushu, akan berlangsung hingga Minggu (26/10).

Pada cabor pencak silat, kontingen Jawa Tengah tampil dominan dengan raihan enam medali emas dan satu perunggu, menyalip DKI Jakarta dan Lampung. 

Salah satu penampilan mencuri perhatian datang dari Fitri Mawarni, pesilat muda Kalimantan Timur, yang merebut emas di nomor tanding B putri setelah menaklukkan wakil DKI Jakarta, Shelena Cantika Ridwan, dengan skor 34–14.

“Alhamdulillah, kemenangan ini untuk orang tua, pelatih, dan seluruh tim. Persiapan panjang sejak tahun lalu akhirnya terbayar,” ujar Fitri haru.


Manajer tim pencak silat Jateng, Sigit Infantoro, menyebut hasil tersebut melampaui target. “Kami hanya menargetkan tiga emas, tapi para atlet bekerja keras dan hasilnya luar biasa. Ini kebanggaan bagi Jateng,” tuturnya.

Di cabor sambo, Jateng kembali unjuk gigi dengan torehan lima emas, empat perak, dan tujuh perunggu, mengungguli Kaltim dan DKI Jakarta. Sementara shorinji kempo dikuasai DKI Jakarta dengan tujuh emas dari total sebelas medali yang dikoleksi.

Technical Delegate Sambo, Budi Setianto, memuji kekompakan panitia dan antusiasme peserta. “Pelaksanaan di Kudus ini sangat rapi, profesional, dan punya semangat sportivitas tinggi. Saya kira ajang seperti ini layak menjadi kalender nasional tetap,” ujarnya.