apakabar.co.id, JAKARTA – Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengingatkan agar Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih transparan dalam melaporkan tata kelola keuangan agar potensi risiko dapat dihindari.
Hal itu perlu dilakukan karena Kopdes Merah Putih akan mengelola dana dalam jumlah yang besar yang harus dioperasikan layaknya sebuah perusahaan. Karena itu, laporan keuangan dapat diakses publik.
“Dana yang dikelola ini amat sangat besar, perlu ada dashboard untuk monitoring dan evaluasi (monev),” ujar peneliti CORE, Eliza Mardian di Jakarta, Senin (21/7).
Baca juga: Wamenkop Pede Kopdes Merah Putih Dapat Tekan Angka Kemiskinan
Tak hanya itu, kata Eliza, laporan keuangan secara berkala juga perlu dilakukan agar publik dapat turut melakukan pemantauan.
Tanpa pengelolaan yang baik dan transparan, menurutnya ada risiko besar berupa gagal bayar dan peningkatan angka kredit macet. Risiko ini berpotensi memberikan dampak sistemik pada keuangan negara.
Dia juga mengingatkan bahwa kinerja Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dipertaruhkan, dan jika bank-bank itu default, jaminannya adalah dana desa.
“Jadi koperasi ini harus dikelola secara profesional. Biarlah petani, peternak, nelayan, dan warga menjadi anggota. Namun, pengurus itu harus kompeten, punya kemampuan dan pengetahuan bisnis yang baik,” ucapnya.