apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan perekonomian Indonesia berpeluang tumbuh di tengah resesi yang dihadapi Jepang dan Inggris.
Erick berharap tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih baik. Di antaranya bisa menyentuh angka 5,5 persen. Adapun saat ini pertumbuhan ekonomi masih berada di angka 5,05 persen.
“Ketika banyak negara resesi, tapi sebenarnya itu ada kesempatan buat Indonesia untuk tumbuh. Tinggal bisa gak kita,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (21/2).
Karena itu, kata Erick, Indonesia seharusnya mampu menciptakan pasar yang lebih ramah terhadap investor untuk menumbuhkan perekonomian.
Hal tersebut menurutnya perlu dibarengi dengan konsolidasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mempermudah perizinan investasi.
Salah satu di antaranya dengan membuka sebesar-besarnya pintu penanaman modal, sehingga sektor swasta dan BUMN bisa mendorong sektor ekonomi tumbuh.
Hal tersebut, kata Erick, juta perlu mendapatkan dukungan dari TNI dan Polri dengan cara menjaga keamanan dalam rangka memastikan kelancaran penanaman modal ke dalam negeri.
Kolaborasi BUMN dan Sektor Privat
Tak hanya itu, kolaborasi menyeluruh juga perlu melibatkan BUMN dengan sektor privat dapat menjadi kunci guna menumbuhkan ekonomi Indonesia.
Jika melihat industri perbankan di dalam negeri, lima bank terbesar berasal dari sektor privat yang terdiri dari Bank Panin, Bank Permata, CIMB Niaga, OCBC, dan BCA. Adapun lima lainnya berasal dari BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN, BSI, dan BNI.
“Itulah realita sebuah persaingan yang sehat. BUMN ataupun swasta (tidak) memonopoli, tapi perimbangan dari persaingan yang sehat itu yang harus ditumbuhkan,” ujar Erick.
Jika dibandingkan, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Thailand yang sudah hampir menyentuh 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS) sejak mencapai peak pada 2010 kini sedang mengalami penurunan.
Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang memasuki fase bertumbuh, dimana PDB per kapita akan coba didorong untuk mencapai 10 ribu dolar AS pada 2028 atau 2030.
“Artinya, saya sangat menyambut kolaborasi supaya kita benar-benar-benar bisa menjaga kestabilan karena ini menjadi kunci supaya kita bisa terus menumbuhkan yang namanya lapangan pekerjaan, kesejahteraan secara menyeluruh, dan juga yang namanya stabilitas,” pungkasnya.