apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyarankan para pengemudi ojek online atau ojol untuk memilih platform aplikasi yang menerapkan potongan tarif yang lebih rendah dan sesuai dengan preferensi skema bagi hasil mereka.
Langkah tersebut dinilainya dapat menjadi solusi di tengah berbagai polemik terkait tarif yang selama ini dikeluhkan mitra pengemudi ojol.
Sebab, beradasarkan pembicaraannya dengan beberapa aplikator besar, terdapat skema bagi hasil yang berbeda-beda. Di GoTo dan Grab, misalnya, skema bagi hasil rata-rata berada di angka 14 persen sampai 20 persen. Sementara itu, potongan tarif atau skema bagi hasil di Maxim 8-13 persen, dan InDrive 10,54 persen.
“Jadi bagi misalnya tidak setuju ataupun kurang berkenan dengan tarif 15% sampai 20%, saya rasa di teman-teman Maxim bisa dimanfaatkan, kan tarifnya 8% sampai 13%,” ujarnya setelah melakukan pertemuan dengan perwakilan aplikator Maxim di kantor Kementerian UMKM, Jakarta, Rabu (21/5).
Baca juga: Kemenhub Pastikan Bahas Tuntutan Ojol soal Potongan Tarif Aplikasi
Ia menambahkan, jika ada pengemudi yang kurang berkenan dengan tarif 8% sampai 13% dari Maxim, mereka bisa memilih InDrive yang menawarkan sekitar 10,54%.
Ia menegaskan kembali komitmen pemerintah, aplikator, dan ojek online untuk menjaga hubungan kemitraan yang kondusif, konstruktif, dan positif.
“Jadi saya pikir disederhanakan kayak begitu saja karena begini, saya ingin kita jangan sampai kita terjebak pada hal-hal yang menurut kita akhirnya memperumit dan mempersulit diri kita sendiri,” kata Maman.