LINGKUNGAN HIDUP

Brasil dan UNDP Perkuat Kolaborasi ASEAN untuk Pelestarian Hutan Tropis Dunia

Pemerintah Brasil bersama UNDP menggelar lokakarya regional tentang Tropical Forest Forever Facility (TFFF) membahas peran Asia Tenggara berkontribusi sekaligus memperoleh manfaat dari upaya global menjaga hutan tropis.
Pemerintah Brasil dan UNDP menyelenggarakan lokakarya regional tentang Tropical Forest Forever Facility (TFFF) bersama Negara-negara Anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan di Jakarta. Foto: Istimewa untuk apakabar.co.id
Pemerintah Brasil dan UNDP menyelenggarakan lokakarya regional tentang Tropical Forest Forever Facility (TFFF) bersama Negara-negara Anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan di Jakarta. Foto: Istimewa untuk apakabar.co.id
apakabar.co.id, JAKARTA - Pemerintah Brasil bersama United Nations Development Programme (UNDP) menyelenggarakan lokakarya regional tentang Tropical Forest Forever Facility (TFFF) di Jakarta. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama multilateral menjelang peluncuran resmi TFFF pada Leaders’ Summit COP30 di Belém, Brasil, pada 6 November mendatang.

Lokakarya dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara anggota ASEAN, misi diplomatik, akademisi, masyarakat sipil, lembaga penelitian, dan organisasi internasional. Mereka membahas bagaimana negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki sebagian besar hutan tropis dunia dengan keanekaragaman hayati tinggi dapat berkontribusi sekaligus memperoleh manfaat dari upaya global menjaga hutan tropis.

Dalam sambutannya, Henrique Ferraro, Duta Besar Brasil untuk ASEAN, menegaskan bahwa TFFF sejalan dengan tujuan ASEAN untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan menuju masa depan netral karbon. 

Ferraro mengungkapkan bahwa Presiden Luiz Inácio Lula da Silva telah mengumumkan komitmen Brasil sebesar 1 miliar dolar AS untuk mendukung TFFF. 

“Kontribusi ini menunjukkan keseriusan Brasil sebagai penerima manfaat sekaligus negara donor yang berinvestasi dalam inisiatif global ini,” ujar Henrique Ferraro di Jakarta, Senin (20/10).

TFFF dipimpin oleh Brasil dan dirancang oleh komite pengarah interim yang terdiri dari negara-negara tropis seperti Kolombia, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Indonesia, dan Malaysia. 

Selain itu, terdapat lima negara sponsor yaitu Perancis, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Mekanisme ini juga melibatkan masyarakat sipil, komunitas adat, serta sektor swasta.

Tujuan utama TFFF adalah memberikan insentif jangka panjang kepada negara-negara berhutan tropis agar tetap menjaga dan memulihkan hutan mereka. Melalui sistem pembiayaan berkelanjutan ini, TFFF memastikan bahwa sumber daya menjangkau mereka yang benar-benar berada di lapangan, terutama masyarakat adat dan komunitas lokal yang selama ini menjadi penjaga hutan alami.

Resident Representative UNDP Indonesia, Sara Ferrer Olivella, menilai TFFF sebagai contoh nyata bagaimana negara-negara di kawasan Global South mampu menciptakan solusi bersama untuk tantangan iklim. 

“Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, memiliki peran penting dalam memastikan pendanaan iklim dikelola transparan, menjangkau masyarakat lokal, dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelas Olivella. 

UNDP, tambahnya, siap mendukung penguatan tata kelola dan kapasitas lembaga agar mekanisme ini berjalan efektif.

Sementara itu, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN, Ida Bagus Made Bimantara, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kawasan. Ia menyebut bahwa negara-negara di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan adalah rumah bagi hutan tropis terbesar dunia yang berperan dalam menjaga keseimbangan iklim global. 

TFFF menghadirkan kerangka pembiayaan inovatif untuk menutup kesenjangan pendanaan konservasi. Dukungan terhadap inisiatif ini sangat penting agar hutan tropis tetap lestari dan terus berkontribusi bagi stabilitas iklim,” terangnya.

Senada, Penasihat Ekonomi Kementerian Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Brasil, André Aquino, menjelaskan bahwa TFFF merupakan langkah berani untuk memberi nilai ekonomi terhadap jasa lingkungan hutan tropis. 

Pendanaan berskala besar dan berkelanjutan ini, kata Aquino, memungkinkan negara menerapkan kebijakan pelestarian jangka panjang serta memberikan insentif kepada komunitas penjaga hutan. 

"TFFF juga menjadi contoh nyata mekanisme blended finance yang melibatkan sektor publik dan swasta," paparnya.

Secara lugas, lokakarya ini menegaskan kembali peran sentral Asia Tenggara dalam tata kelola hutan global dan memperkuat solidaritas antarnegara tropis. Adapun pemerintah Brasil dan UNDP berkomitmen untuk memastikan bahwa suara negara-negara Global Selatan tetap menjadi pusat perhatian dalam agenda iklim dunia menjelang COP30.