apakabar.co.id, JAKARTA – Isu keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang dihembuskan ke publik merupakan manuver politik yang bertujuan untuk memecah belah dan mengganggu proses keberlanjutan pemerintahan.
Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro mengungkapkan hal tersebut. Menurutnya taktik adu domba merupakan metode kuno yang sudah tidak lagi mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.
“Jika ada pihak yang dengan terang-terangan menyebarkan informasi bahwa hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih saat ini sedang retak, itu adalah upaya jelas untuk menghambat agenda keberlanjutan pemerintahan,” ujar Juri di Jakarta, Senin (26/8).
Menurut Juri, upaya adu domba sering kali dilakukan dengan cara menghubung-hubungkan berbagai informasi, peristiwa, dan kejadian yang belakangan ini terjadi.
Jokowi: Prabowo Ingin IKN Selesai dalam 4–6 Tahun
Dengan demikian, pihak-pihak tertentu mencoba menyusun narasi yang seolah-olah ada kaitan di antara berbagai peristiwa tersebut. Berikutnya kesimpulan dengan nada penuh keyakinan bahwa telah terjadi keretakan hubungan di tingkat tertinggi pemerintahan.
Lebih lanjut, Juri mengungkapkan perhatian utama dari pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini adalah memastikan pondasi yang kokoh untuk menjamin kelancaran transisi pemerintahan.
Presiden Joko Widodo bahkan memberikan ruang yang luas serta kesempatan besar bagi presiden terpilih untuk mulai menyusun agenda-agenda strategisnya. Tujuannya agar visi dan misinya bisa terwujud dengan baik demi kelanjutan pemerintahan ke depan.
Oleh karena itu, anggapan bahwa hubungan di antara keduanya sedang mengalami keretakan adalah sesuatu yang sulit diterima.
Demo Tolak RUU Pilkada di Solo, Masa Aksi Serukan “Pulangkan Jokowi Sekarang Juga”
“Di mana letak keretakannya? Itulah yang menjadi pertanyaan dari Pak Prabowo, presiden terpilih. Beliau dengan tegas menolak berbagai spekulasi, rumor, dan upaya politik yang mencoba untuk mengadu domba dirinya dengan Presiden Joko Widodo,” beber Juri.
Juri juga menjelaskan bahwa politik adu domba adalah strategi politik yang sudah ketinggalan zaman dan sangat tidak disukai oleh masyarakat.
“Oleh karena itu, hentikanlah pembangunan narasi dan spekulasi yang hanya bertujuan untuk memecah belah bangsa kita,” tegasnya.
Dengan demikian, Juri mengimbau agar semua pihak tetap fokus pada upaya membangun keberlanjutan pemerintahan dan tidak terjebak dalam permainan politik adu domba yang hanya akan merugikan bangsa Indonesia.