NEWS
Wajah IKN: Kota Baru, Warga Muda, Penduduk Migran
apakabar.co.id, JAKARTA - Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur mulai menunjukkan wajah demografinya. Data pendataan penduduk IKN 2025 mencatat, mayoritas warga yang kini menghuni kawasan calon ibu kota berasal dari kelompok usia produktif. Dengan proporsi besar generasi Z dan milenial.
"Komposisi penduduk IKN hasil pendataan modal penting bagi pembangunan jangka panjang IKN," ujar Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Ateng Hartono, saat memaparkan hasil pendataan penduduk IKN 2025 di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kamis (25/12).
BPS mencatat jumlah penduduk IKN mencapai 147.427 jiwa. Komposisinya relatif seimbang, seperti dikutip dari ANTARA, terdiri dari 51 persen laki-laki dan 49 persen perempuan. Dari struktur usia, 27 persen merupakan generasi Z dan 23 persen generasi milenial, menjadikan IKN sebagai kawasan dengan dominasi usia produktif.
Selain muda, IKN juga bersifat migratif. Sebanyak 41 persen penduduk tercatat lahir di luar wilayah IKN, atau sekitar empat dari sepuluh warga merupakan pendatang dari daerah lain. Ateng menilai komposisi tersebut menunjukkan potensi besar sumber daya manusia yang harus dikelola dengan perencanaan berbasis data agar pembangunan berjalan berkelanjutan.
Perencanaan itu diharapkan menjadi kerja bersama Otorita IKN, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan, terutama dalam merumuskan kebijakan pelayanan dasar, kesehatan, pendidikan, hingga pengembangan ekonomi wilayah.
Menurut Ateng, sinergi perencanaan yang mengandalkan data kependudukan menjadi fondasi untuk mewujudkan IKN sebagai kota cerdas, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus model pembangunan nasional ke depan. "Pemanfaatan data harus dibarengi dengan integritas dan kapasitas yang memadai," tambah Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Agung Indrajit.
Agung menekankan penggunaan data kependudukan secara tepat tidak hanya penting bagi IKN, tetapi juga menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu membangun kota baru dengan pendekatan berbasis data. "Belajar menggunakan data kependudukan tersebut sangat penting, dengan integritas dan cara yang benar menunjukkan Indonesia mampu membangun kota yang benar-benar berbasis data," kata Agung Indrajit.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR
