LINGKUNGAN HIDUP
Pesut Mahakam Dapat Perhatian Penuh Warga Belanda, Menteri Hanif Sentil Pemda
apakabar.co.id, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengaku semringah saat mendengar kabar bertambahnya jumlah populasi Pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris) saat di ambang kepunahan akibat tekanan aktivitas manusia.
Berdasarkan video terakhir yang diterimanya, mamalia air tawar endimik Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut saat ini berjumlah total sebanyak 64 ekor dari sebelumnya berjumlah 62 ekor.
"Seminggu lalu saya dapat rekaman yang membahagiakan kita, video yang menunjukan ada dua anak ikan pesut yang lahir. Kita berterima kasih atas upaya teman-teman kepada pelestarian Pesut Mahakam," katanya di Jakarta, Selasa (28/10).
Meski begitu ia menyayangkan, upaya pelestarian Pesut Mahakam bukan dilakukan oleh warga di sekitar ekosistem Pesut Mahakam. Upaya pelestarian ternyata dipelopori oleh warga berkewarganegaraan Belanda yang memilih tinggal di sekitar anak sungai Mahakam.
"Saya, bupati dan gubernur kunjungan ke sana. Alhamdulillah bupati dan gubernur juga belum pernah menyentuh desa tersebut," ungkapnya.
Ia menyampaikan kekecewaannya mengenai minimnya inisiasi dan partisipasi warga dan pemerintah setempat kepada ekosistem Pesut Mahakam.
"Di tengah-tengah indeks biodiversitas kita yang katanya nomor dua dunia, justru yang menjadi penyelamat adalah orang -orang yang bukan asli pribumi kita," ujarnya.
Hanif menerangkan saat ini pihaknya telah menetapkan anak sungai Mahakam yang menjadi ekosistem bagi 64 ekor Pesut Mahakam sebagai daerah konservasi yang harus dilindungi.
Selain itu, imbuh Hanif, ia juga telah menunjuk sebanyak empat orang sebagai tenaga ahli menteri yang merupakan warga lokal setempat untuk dapat memantau langsung perkembangan ekosistem Pesut Mahakam.
"Kita meminta kepada mereka bagaimana upayanya monggo, yang jelas kita indikatornya jumlah populasi. Kalau semakin meningkat ekosistemnya cocok, kalau menurun berarti ada yang tidak benar dengan ekosistemnya," paparnya.
Berdasarkan pantauannya, ekosistem Pesut Mahakam ini terletak di anak sungai Mahakam. Di sungai induk Mahakam, dalam sehari bisa dilewati oleh sebanyak 900 kapal tongkang batu bara.
Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pihaknya tengah menyusun desain agar kapal tongkang batu bara tidak lagi melewati anak sungai Mahakam yang selama ini menjadi ekosistem Pesut Mahakam.
"Sehingga mereka (perusahaan pemilik kapal tongkang batu bara) wajib lewat di sungai induk Mahakam saja. Kita inginnya ditutup saja. Kita ingin melindungi anak sungai ini saja buat menjaga ekosistem ikan Pesut," tegasnya.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY


