LINGKUNGAN HIDUP
Youth Leadership Academy 2025 Tegaskan Peran Strategis Pemuda dalam Aksi Iklim
Impact Report 2025 memotret potensi besar generasi muda berusia 16–30 tahun yang jumlahnya mencapai sekitar 249,4 juta jiwa atau 87 persen dari populasi muda di Indonesia.
apakabar.co.id, JAKARTA - Plan International meluncurkan Impact Report 2025 Youth Leadership Academy (YLA) for Gender-Responsive Climate Action dalam sebuah acara di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada malam 15 Desember. Laporan ini menegaskan peran strategis generasi muda dalam menjawab krisis iklim yang kian mendesak, dengan pendekatan yang inklusif, adil, dan berperspektif kesetaraan gender.
Impact Report 2025 memotret potensi besar generasi muda berusia 16–30 tahun yang jumlahnya mencapai sekitar 249,4 juta jiwa atau 87 persen dari populasi muda di Indonesia. Kelompok usia ini dinilai memiliki daya dorong kuat dalam aksi iklim karena didukung literasi digital, akses informasi yang luas, serta kemampuan menggerakkan komunitas melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Peluncuran laporan tersebut menjadi puncak rangkaian Youth Leadership Summit 2025 yang mengusung tema “Powering the Future: Kolaborasi Lintas Sektor untuk Memperkuat Peran Kaum Muda dalam Aksi Gender dan Iklim”. Forum ini dihadiri lembaga think-tank, perwakilan pemerintah Indonesia, mitra internasional, serta para penggiat lingkungan muda.
Diskusi mengangkat tantangan keterlibatan pemuda yang kerap masih bersifat simbolik, sekaligus peluang kolaborasi nyata dengan pemerintah dan dunia internasional, termasuk melalui skema micro-grants.
Sejumlah inisiatif konkret dari peserta YLA turut ditampilkan. Salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Kedungrong, Yogyakarta. Proyek yang dirintis mahasiswa Universitas Gadjah Mada sejak 2011 ini kini mampu menyediakan listrik murah sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
Selain itu, terdapat program pemilahan sampah makanan yang telah diterapkan di sekolah-sekolah wilayah JABODETABEK sebagai upaya mengurangi limbah dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
Program YLA sendiri diluncurkan pada 2024 melalui kerja sama Plan International dan Rockefeller Foundation. Hingga kini, YLA telah memberdayakan 40 pemimpin muda dari berbagai negara di ASEAN, seperti Indonesia, India, Vietnam, Thailand, dan Filipina. Sekitar 70 persen pesertanya merupakan perempuan dan anak muda.
Impact Report 2025 mencatat, 87 persen generasi muda Indonesia kini merasa siap menjadi pemimpin isu perubahan iklim berkat peningkatan kapasitas, akses informasi, dan pengalaman advokasi di tingkat komunitas.
Dukungan kuat datang dari pemerintah Indonesia. Kementerian Kehutanan RI yang diwakili Direktur Jenderal Luckmi Purwandari menyampaikan apresiasi atas kontribusi generasi muda.
“Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih pemerintah Indonesia atas arahan Bapak Raja Juli Antoni. Kementerian Kehutanan sangat terbantu oleh gerakan generasi muda yang cinta lingkungan dan peduli pada pelestariannya. Semoga inisiatif ini terus berlanjut dan bersinergi antara pemuda, pemerintah, dan kerja sama internasional,” ujar Luckmi di Jakarta, Senin (15/12).
Komitmen internasional juga ditegaskan melalui Kerja Sama Indonesia–Jerman. Lena Herliana selaku National Technical Advisor for Capacity Development and Financing menyatakan Pemerintah Jerman terus mendukung inisiatif pemuda di bidang iklim dan gender.
Salah satunya melalui pendanaan IKI Small Grants senilai 1.000 hingga 5.000 euro di Nusa Tenggara Timur dan kota-kota besar Indonesia untuk membantu pemuda dan aktor lokal menjalankan proyek iklim dan biodiversitas.
Sejumlah kolaborasi internasional, termasuk program Waste4Change, mendapat apresiasi langsung dari Menteri Koordinator Infrastruktur dan Wilayah Tertinggal, Agus Harimurti Yudhoyono. Ia menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan berkelanjutan.
“Kolaborasi internasional seperti ini menjadi angin penggerak perubahan di Indonesia, khususnya bagi generasi muda, agar lebih berani mengambil peran dan menghadirkan solusi nyata,” ujar Agus Harimurti Yudhoyono.
Melalui Youth Leadership Academy, Plan International bersama pemerintah dan mitra global menegaskan komitmen untuk memastikan aksi iklim yang adil, inklusif, dan berpihak pada semua kelompok masyarakat, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Program ini sekaligus memperkuat suara pemuda dalam aksi iklim serta mempererat hubungan bilateral Indonesia–Jerman yang tahun ini memasuki usia 75 tahun.
Editor:
JEKSON SIMANJUNTAK
JEKSON SIMANJUNTAK