apakabar.co.id, JAKARTA – Setelah Prabowo dinyatakan menjadi Presiden Indonesia terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), 350.org Indonesia meluncurkan film dokumenter tentang energi terbarukan berbasis komunitas di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Sabtu (23/3).
Indonesia team lead interim 350.org Firdaus Cahyadi menjelaskan peluncuran film dokumenter terkait energi terbarukan untuk mengingatkan presiden terpilih tentang perlunya melakukan pengembangan energi terbarukan berbasis komunitas.
“Kita mengingatkan Prabowo karena komitmennya terhadap transisi energi dan kebijakan iklim yang adil tidak kuat,” ujar Firdaus kepada apakabar, Rabu (27/3).
Hal itu, kata Firdaus, terlihat dari rekam jejak Prabowo yang dekat sekali dengan pebisnis dari energi fosil, baik migas maupun batu bara. Kedekatan relasi Prabowo dengan pebisnis energi kotor, membuat publik meragukan komitmennya terkait transisi energi yang adil.
“Publik justru khawatir selama lima tahun kedepan akan banyak solusi palsu yang akan diciptakan.”
Solusi palsu itu mulai dari promosi Carbon Capture and Storage (CCS), batu bara cair, nuklir, biofuel berbasis sawit dan penggunaan energi gas dan sebagainya.
“Dalam dokumen visi dan misinya saat mencalonkan diri, terdapat gagasan untuk mengembangkan energi hijau berbasis sawit,” ujarnya.
Firdaus menambahkan, “Ini bisa menjadi solusi palsu, karena akan memunculkan problem deforestasi dan konflik dengan masyarakat sekitar.”
Film dokumenter yang bertajuk AdventuRE itu dihasilkan dari perjalanan panjang mendokumentasikan pemanfaatan energi terbarukan berbasis komunitas di Lumajang, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali dan Sumba. Pesan penting dari film dokumenter tersebut adalah solusi transisi energi berupa energi terbarukan sudah ada di masyarakat.
“Sekarang tinggal kemauan politik pemerintah untuk mengembangkan energi tersebut,” jelasnya,
Kita sebagai rakyat, kata Firdaus, tidak bisa menunggu kemauan politik pemerintahan yang baru. “Kita harus mendesaknya,” tegasnya.
Atas dasar itu, 350 Indonesia mengajak komunitas-komunitas masyarakat untuk menggelar nobar (nonton bareng) film dokumenter tersebut.
“Versi singkat film sudah bisa dilihat di Youtube. Untuk mendapatkan versi panjang film dan menggelar nobar bisa menghubungi [email protected],” tandasnya.