apakabar.co.id, JAKARTA – Masyarakat antikorupsi (MAKI) melihat kemunculan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor di depan khalayak luas amat memalukan KPK.
“KPK telah mempermalukan dirinya sendiri,” jelas Ketua MAKI, Boyamin Saiman, Senin (11/11).
Bagaimana tidak, sudah sebulan lebih KPK mencari-cari Sahbirin. Bukannya ketemu, Paman -sapaannya, malah muncul sendiri saat apel di kegubernuran Kalsel, Senin tadi pagi (11/11).
“Klaim bahwa Birin tak ditemukan, menghilang, bahwa ini semua adalah drama yang dibuat KPK,” jelas Boyamin.
“Lebih tepatnya drama yang tidak sempurna,” sambung Boyamin.
Publik, kata Boyamin, kini tak usah percaya lagi jika Birin berada di lokasi yang tak bisa dijangkau KPK.
“Tidak keluar negeri, tidak ke tengah hutan, berarti sinyalemenku selama ini benar, bahwa Paman hanya di Kalimantan saja,” ujar Boyamin.
Maka, sambung Boyamin, lengkaplah sudah upaya Birin mempermalukan KPK. Bukan pertama ini saja.
Sebelumnya, Sahbirin di tengah perburuan KPK juga berhasil melakukan registrasi gugatan praperadilan di Pengadilan Jakarta Selatan, 10 Oktober lalu.
Sekali lagi MAKI menyesalkan mengapa KPK tak menerbitkan DPO ketika Birin lolos dari operasi tangkap tangan.
“Maka sekarang ada dua konsekuensinya,” jelasnya.
Seperti tadi pagi, seandainya Birin telah DPO, Satpol PP yang ikut apel bisa juga menangkap. Pun para pegawai. KPK pun tak perlu bekerja ekstra menangkap Birin.
“Ini malah mimpin upacara,” heran Boyamin. Boyamin lantas menyayangkan kerja intelijen KPK.
Konsekuensi kedua, upaya praperadilan Birin untuk mengugurkan status tersangkanya mendapat angin segar.
Kemunculannya tadi pagi membuktikan bahwa Birin tak melarikan diri. Sebab, seseorang yang melarikan diri, sesuai edaran Mahkamah Agung nomor 1 tahun 2018, tak berhak mengajukan praperadilan.
KPK, baginya sengaja membiarkan Paman Birin berkeliaran dan kesempatan untuk menang di praperadilan.
“Terlepas dari hasil praperadilan besok,” jelasnya.
Atas semua sengkarut penanganan Paman Birin ini, Boyamin bakal melaporkan para pimpinan KPK ke dewan pengawas.
“Hadiah di akhir masa jabatan, bukti ketidakprofesionalan mereka,” jelas Boyamin.
Boyamin berharap ada audit terhadap KPK. Khususnya atas ketidakprofesionalan mereka mengurus Birin.
“Tapi saya berharap KPK masih bisa melakukan penangkapan malam ini,” ujar Boyamin.
“Negara tak boleh kalah dengan tersangka,” sambung Boyamin.
Boyamin juga mengingatkan publik. Bahwa sekalipun Birin menang praperadilan, bukan berarti sangkaan perbuatan korupsinya hilang.
“KPK hanya tinggal menyidik ulang, dan melengkapi kekurangan. Ini soal administrasi saja,” jelasnya.
“Yang publik perlu ingat bahwa Birin ini bagian dari OTT,” pungkas Boyamin.
Sebelumnya, secara mengejutkan Birin muncul di apel pagi Pemprov Kalsel, Senin (11/11). Ia disambut haru para pegawai. Paman kemudian menegaskan bahwa dirinya tak ke mana-mana.
“Saya ada,” ujar Birin ke hadapan para pegawai.
Paman Birin terjerat suap megaproyek tiga fasilitas olahraga. Dari proyek kolam renang, lapangan sepakbola, hingga gedung samsat. Barang bukti bakal setoran ke Birin mencapai Rp12 miliar dan 500 dolar Amerika disita KPK. Dari ragam proyek senilai total Rp54 miliar, Birin diduga kebagian fee masing-masing 5 persen hasil kongkalikongnya mengatur proyek.