Sikapi Situasi Pilpres 2024, Masyarakat Antropologi Indonesia Serukan 10 Poin Keprihatinan

Presiden Joko Widodo sedang makan siang bersama ketiga calon presiden. Foto: Setpres

apakabar.co.id, JAKARTA – Masyarakat Antropologi Indonesia mengaku prihatin mengenai situasi dan kondisi pemilihan presiden atau Pilpres 2024.

Masyarakat Antropologi Indonesia merupakan perkumpulan yang terdiri dari Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI), Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI), Asosiasi Departemen dan Jurusan Antropologi Seluruh Indonesia (ADJASI), dan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI).

Direktur Utama Forum Kajian Antropologi Indonesia, Mulyawan Karim menerangkan para antropolog berkumpul untuk menyuarakan kondisi politik dan negara yang saat ini sedang memprihatinkan.

“Kami sengaja berhimpun di rumah Bung Hatta ini, karena beliau kami nilai sebagai sosok pemimpin-negarawan pemberi tauladan bagaimana berpolitik dengan santun, bermartabat, dan rendah hati,” katanya di rumah Bung Hatta, Jumat (9/2).

Mulyawan menilai cara berpolitik Bung Hatta tidak melihat kekuasaan dan jabatan sebagai sesuatu yang dapat digunakan secara semena-mena.

Dia juga menyayangkan semua pelajaran dan keteladanan mengenai nilai-nilai yang memuliakan sifat kejujuran, keadilan, sikap sportif kesantunan dan cara berpolitik bermartabat yang diberikan Bung Hatta dan para tokoh pendiri bangsa semakin sirna.

Dengan kondisi tersebut, Mulyawan menyatakan berkumpul bersama antropolog untuk menyuarakan keprihatinan.

Sikap keprihatinan tersebut kemudian termuat dalam 10 poin seruan keprihatinan yang disampaikan oleh Masyarakat Antropologi Indonesia.

1. Prihatin dengan lunturnya etika, moral, nilai kejujuran dan integritas berbangsa dan bernegara yang seyogyanya dijunjung tinggi

2. Prihatin melihat munculnya praktik yang menormalkan politik kekerabatan dengan memanipulasi peraturan perundangan yang merusak nilai-nilai dasar demokrasi

3. Prihatin akan banyaknya elite politik yang meredukasi demokrasi, hanya sebatas strategi politik yang dilakukan dengan menghalalkan segala cara

4. Prihatin atas perilaku politik transaksional uang dalam meraih kekuasaan

5. Prihatin akan terjadinya manipulasi aturan-aturan hukum sebatas untuk memperoleh kekuasaan

6. Prihatin dan gusar atas terjadinya berbagai tindakan yang melegitimasi penyalahgunaan sumberdaya negara, termasuk bantuan sosial untuk mendulang suara dalam pemilihan umum

7. Prihatin dan gusar atas terjadinya pelemahan secara sistematis lembaga-lembaga negara demo berbagai kepentingan politik kelompok tertentu

8. Prihatin dengan adanya usaha-usaha melegitimasi politik uang, yang dipraktikkan secara vulgar tanpa malu-malu

9. Prihatin atas adanya kenyataan bahwa korupsi malah dijadikan alat dan strategi untuk meraih kekuasaan

10. Prihatin menyaksikan hilangnya budaya malu yang dipertontonkan oleh sebagian elite politik dan meluasnya budaya arogansi dalam praktek penyelenggaraan kekuasaan dan demokrasi.

5 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *