Flash, News  

Film Dirty Vote, Timnas AMIN: Banyak Informasi Valid dan Teruji

Dirty Vote persisnya dokumenter eksplanatori yang disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara yang membintangi film ini. Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi. Foto: Dirty Vote

Apakabar.co.id, JAKARTA – Juru Bicara Timnas Amin La Ode Basir menilai film dokumenter Dirty Vote yang tayang pada Minggu (11/2) menyajikan banyak informasi penting bagi masyarakat yang akan mencoblos pada 14 Februari 2024.

“Sebagai warga kita tentu berhak mendapat berbagai informasi yang benar, yang valid (tentang kecurangan) dan bisa kita uji,” kata La Ode Basir kepada apakabar.co.id, Senin (12/2).

Menurutnya, kredibilitas informasi yang disajikan film ini dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang terlibat. Adapun tiga narasumber yang dihadirkan pada film ini adalah Feri Amsari, Bivitri Susanti, dan Zainal Arifin Mochtar.

Sekadar informasi, Feri Amsari merupakan pakar hukum tata negara Universitas Andalas. Sedangkan Bivitri Susanti merupakan salah satu pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK). Kemudian Zainal Arifin Mochtar aktif sebagai Ketua Departemen Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tokoh-tokoh tersebut, kata La Ode, merupakan orang yang dikenal secara pribadi memiliki kompetensi akademik dan punya integritas pribadi.

“Menurut saya masyarakat Indonesia meyakini mereka adalah tokoh yang berintegritas,” imbuhnya.

Ia mengklaim, kredibilitas film Dirty Vote juga dapat dilihat dari independensi pihak-pihak yang  terlibat pada pembuatan film dokumenter ini.

“Kedua, yang membuat film dokumenter itu adalah dari lembaga yang nampaknya bisa pertaruhkan yakni lembaga itu netral dan baik serta punya nama besar,” ujarnya.

Ia berharap konten film Dirty Vote dapat menjadi informasi yang dapat menjadi masukan kepada masyarakat sekaligus mengetahui masalah-masalah yang terjadi menjelang Pilpres 2024.

“Silahkan kita ambil informasi yang menurut saya bisa jadi masukan untuk kita semua,” kata La Ode.

Sekadar informasi, film yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono melalui rumah produksi WatchDoc ini juga melibatkan 20 lembaga, antara lain: Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ekspedisi Indonesia Baru, Bangsa Mahardika, Ekuatorial, Fraksi, Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal dan YLBHI.

14 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *