1446
1446
News  

Mengenang Russel, Tetua Adat yang Menentang Hauling Batu Bara di Muara Kate 

Sampai hari ini siapa pelaku penyerangan ke posko warga penolak hauling yang menewaskan kakek Russell (kanan) dan membuat kritis Anson (kiri) belum juga terungkap. Foto: tangkapan layar/Youtube

apakabar.co.id, JAKARTA – Paman Russel, seorang tetua adat Dayak Deah di pedalaman Kalimantan Timur, dikenal tidak hanya karena kedalaman ilmunya mengenai adat istiadat, tetapi juga karena sifatnya yang ramah, humoris, dan sangat peduli dengan kesejahteraan warga sekitarnya.

Selain dikenal sebagai petani yang menggantungkan hidupnya dari alam, Russel juga sering menjadi penengah dalam perselisihan antar keluarga, tanpa memandang latar belakang.

“Tak pernah segan menolong siapa pun tanpa memandang latar mereka,” cerita Warta Linus kerabat mendiang, kepada media ini, Rabu (14/3).   

Namun, warisan perjuangannya lebih dari itu. Di pengujung hidupnya, Russel terlibat dalam perlawanan terhadap hauling batu bara yang merusak jalan negara dan lingkungan sekitar. 

Meskipun perjuangannya berisiko, Russel tetap terjun ke medan juang dengan tekad untuk melindungi hak-hak masyarakat dan kelestarian alam.

Keterlibatannya dalam menolak hauling batu bara di atas jalan negara muncul dari kepeduliannya terhadap sesama. 

Melihat banyak korban berjatuhan, ia memilih untuk ikut berjuang meski harus menghadapi risiko besar. Murni karena keterpanggilan hati. 

Menjadi warga penolak houling, kata Warta, tidak dibayar sama sekali. Justru sebaliknya risiko yang dihadapi sangat besar. 

“Pesan terakhirnya, agar kita selalu berhati-hati karena musuh yang dihadapi sangat kuat,” jelas Warta.  

Kehilangan Paman Russel masih dirasakan oleh banyak orang. Kepergiannya meninggalkan ruang kosong bagi mereka yang mengenal sosok yang selalu mengutamakan kebaikan, kesederhanaan, dan kesediaan menolong tanpa pamrih. 

Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan agar tidak rusak. Menurutnya, tanah sebaiknya tidak dijual ke perusahaan tambang karena kegiatan tambang dapat merusak alam. 

Hal ini dapat menyulitkan warga untuk mendapatkan lahan bercocok tanam dan memengaruhi ketersediaan hewan buruan akibat hutan yang rusak.

“Agar tidak sulit mendapatkan lahan untuk bercocok tanam, bahkan hewan buruan sekarang semakin sulit karena hutan yang sudah gundul dan rusak,” jelasnya.

Meskipun kehadirannya kini tak lagi dirasakan, warisan pemikiran dan pengaruhnya terus menjadi pijakan dalam menguatkan budaya dan persatuan di Muara Kate.

“Biarlah zaman semakin maju tapi adat dan budaya Dayak tetap bertahan itu kata almarhum yan sering saya dengar,” kata Warta.

15 November 2024 lalu nyawa Russell dihabisi saat serangan sebelum fajar menimpa posko warga penolak hauling di Muara Kate. 

Dalam serangan itu, Paman Russel dihabisi di tempat, mengakhiri perjuangannya melindungi hak dan lingkungan masyarakat.

Hari ini tepat empat bulan sudah Russell berpulang. Pembunuh pria 60 tahun itu masih berkeliaran bebas, sementara polisi kesulitan mencari petunjuk.

Di tengah buramnya pengejaran terhadap pelaku, Kapolda Kaltim Irjen Nanang Avianto diganjar promosi. Ia diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur.

Jabatannya kini diemban Brigjen Endar Priantoro, sosok yang dikenal sebagai mantan penyidik pemberantasan korupsi KPK. 

Sejatinya, pergantian kepemimpinan di tubuh kepolisian daerah membawa asa baru bagi masyarakat Muara Kate. 

37 kali dilihat, 37 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *