apakabar.co.id, BANJARBARU — Benang merah motif pembunuhan terhadap wartawati Juwita oleh prajurit TNI AL, Kelasi Satu Jumran, mulai terkuak. Rupanya, Jumran sudah merencanakan aksinya sejak sebulan sebelum eksekusi.
Muhammad Pazri, kuasa hukum keluarga korban, mengungkap bahwa niat membunuh itu muncul setelah prosesi hantaran nikah pada 5 Februari 2025.
“Ternyata setelah hantaran 5 Februari, Jumran sudah terbesit niat untuk membunuh Juwita,” ungkap Pazri, Senin (7/4).
Padahal, rencananya keduanya akan menikah pada Mei 2025. Namun, niat itu muncul setelah kasus pemerkosaan yang dilakukan Jumran terhadap Juwita mulai terbongkar.
Biar tak lupa, Juwita dan Jumran pertama kali saling mengenal pada September 2024. Suatu hari, Jumran yang mengaku kelelahan usai latihan MMA meminta Juwita untuk membukakan kamar hotel. Sesampainya di kamar, Jumran langsung mengunci pintu, lalu memiting dan mencekik Juwita sebelum menyetubuhinya.
Beruntungnya, Juwita sempat merekam Jumran sedang memakai baju dan celana usai berhubungan badan secara paksa. Bukti itu, mendiang kirimkan kepada kakaknya. Tak lama setelah itu, Jumran menyatakan bersedia bertanggung jawab.
Sebagai bentuk tanggung jawab, keluarga Jumran menggelar prosesi hantaran nikah. Namun, Jumran sendiri tak hadir dalam acara itu. Ia hanya diwakili oleh orang tua dan keluarganya.
Keanehan lain, Jumran diam-diam pindah tugas dari Banjarmasin ke Balikpapan. Menurut SK, kepindahan itu berlaku per 22 Februari 2025. Namun menurut Pazri, niat untuk membunuh Juwita sudah muncul bahkan sebelum perpindahan tugas.
“Kalau berdasarkan SK, Jumran pindah 22 Februari. Tapi rencana membunuh sudah ada sebelumnya,” jelas Pazri.
Penemuan Mayat & Awal Kecurigaan
Juwita ditemukan tewas pada 22 Maret 2025 di pinggir jalan menuju Desa Kiram, Kabupaten Banjar. Saat ditemukan, ia masih mengenakan helm, sementara sepeda motornya ditemukan tergeletak di semak-semak.
Awalnya, polisi menduga korban mengalami kecelakaan tunggal. Namun hasil visum menunjukkan adanya luka lebam di leher, punggung, dan dagu. Dompet dan ponsel korban hilang, sementara motor tetap ada di lokasi. Kejanggalan ini membuka arah penyelidikan baru.
Seorang pria tua yang sedang menyadap karet juga mengaku melihat mobil milik Jumran di sekitar lokasi kejadian.
Rekonstruksi digelar pada Sabtu (5/4). Dalam 33 adegan yang diperagakan, Jumran — mengenakan kaus tahanan oranye dan tangan diborgol — memperlihatkan bagaimana ia menjemput Juwita di kawasan SMK 3 Banjarbaru.
Jumran lalu membawa korban masuk ke dalam mobil, memiting dari belakang, lalu mencekik dari depan, dan membenturkan kepala Juwita ke sabuk pengaman.
“Dari rekonstruksi, terlihat jelas pembunuhan dilakukan dengan sangat terencana,” ujar Pazri.
Setelah memastikan korban meninggal, Jumran mengambil motor Juwita yang sempat dititipkan di minimarket kawasan Cempaka. Ia kemudian membawa motor itu ke lokasi kejadian, lalu mendorongnya ke semak-semak agar tampak seperti korban kecelakaan.
Tak hanya itu, Jumran menghancurkan ponsel korban, mencuci sepeda motor agar bebas dari sidik jari, lalu kabur menggunakan mobil sewaan. Ia juga memesan tiket pesawat dengan identitas palsu dan menghancurkan kartu identitasnya. Termasuk menggunakan sarung tangan.
“Tersangka bertindak sangat tenang. Ini jelas pembunuhan yang direncanakan,” tegas Pazri.
Dugaan Pelaku Lain & Tes DNA
Pazri juga mengungkap temuan penting dari hasil visum, yakni adanya cairan putih di rahim korban. Ia mendorong penyidik untuk segera melakukan tes DNA guna memastikan apakah ada pelaku lain yang terlibat.
“Kami mendorong penyidik untuk tes DNA. Jangan sampai ada pelaku lain yang belum terungkap,” tegasnya.
@kabarinlah #CapCut ♬ Tense background music – Mircozy
Ketika dikonfirmasi soal motif pembunuhan yang diduga karena Jumran tak ingin bertanggung jawab atas pemerkosaan, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi hanya menjawab singkat.
“Silakan ke Dinas Penerangan TNI AL.”
Sementara itu, Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana belum merespons permintaan konfirmasi dari media.